Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Antibodi dan vaksinasi merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Seseorang yang akan menerima vaksinasi harus memastikan diri dalam keadaan sehat.
Begitu pula setelah vaksinasi seseorang juga harus menjalani hidup sehat.
Namun perlukah seseorang menjalani tes serology sebelum dan sesudah menerima vaksin.
Tes serology sendiri merupakan pemeriksaan darah yang bertujuan untuk mengetahui antibodi dalam tubuh seseorang.
Ternyata menurut Dokter Spesialis Paru Dr. Erlina Burhan M.Sc, Sp.P hal tersebut tidak perlu dilakukan terlebih bagi penyintas Covid-19.
Ia menerangkan, ada dua cara pembentukan antibodi terhadap Covid-19.
Pertama antibodi alami yang terbentuk setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan yang kedua antibodi buatan yang didapat setelah menerima vaksin.
"Enggak perlu panik, enggak perlu tes serology, 3 bulan baru boleh divaksina itu sudah kebijakan bagus. Karena kita enggak tau kapan antibodinya menghilang oleh sebab itu diambil yang terdeket 3 bulan setelah sembuh," ujarnya dalam diskusi virtual Kamis malam (11/3/2021).
Sejauh ini, penelitian sudah membuktikan bahwa antibodi yang terbentuk pada orang-orang sudah sembuh Covid-19 bertahan 3 sampai 12 bulan.
Bagaimana setelah vaksinasi? Tes serology juga tidak diperlukan.
Alasannya, tidak semua pemeriksaan serologi bisa mendeteksi antibodi yang sudah terbentuk pasca vaksinasi.
Sehingga vaksinasi tetap menjadi penting dilakukan tanpa perlu mengetahui antibodi dalam tubuh.
"Sebelum vaksinasi tidak perlu antibodi. Ada atau tidak ada antibodi tetap divaksin. Penelitian uji klinis fase 3 di Bandung juga membuktikan, bahwa antibodi terbentuk pada 99 persen individu yang sudah menerima vaksin Covid-19," terang dokter yang bekerja di RSUP Persahabatan ini.