Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia masih berjuang dalam pengendalian Covid-19, bahkan tantangan kian berat setelah virus corona bermutasi.
Tiga mutasi virus Corona menjadi perhatian global termasuk Indonesia.
Pertama adalah mutasi B117 asal Inggris, lalu B1351 atau 501Y.V2 merupakan varian baru Covid-19 dari Afrika, serta P1 atau 501Y.V3 adalah varian baru Covid-19 dari Brasil.
Varian B117 dilaporkan ditemukan di 70 negara.
Baca juga: Kemenkes: Semua Kontak Erat 6 Kasus Mutasi B117 Negatif Covid-19
Kemudian varian dari Afrika telah berada di lebih dari 20 negara serta varian P1 yang disebut sebagai varian Brazil sudah ditemukan lebih dari 30 negara.
Akhir-akhir ini sering mendengar istilah mutasi, varian, dan strain virus, apa arti ketiganya?
Mutasi virus atau varian baru virus adalah hal yang lazim ditemui dalam masa pandemi.
Mutasi sendiri adalah proses karena adanya kesalahan saat memperbanyak diri dan virus anakan tidak sama dengan induk virus (parental strain).
Baca juga: Waspada, Varian Baru Virus Corona B117 Dinilai Lebih Mematikan Dibanding SARS-CoV-2
Sementara Varian adalah virus baru hasil mutasi dan Strain Virus adalah varian virus yang menunjukkan sifat fisik yang baik dan jelas, maupun sama serta berbeda dengan virus aslinya.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Subandrio dalam sebuah diskusi virtual mengatakan, mutasi virus merupakan hal alamiah dari virus. Virus akan mengalami mutasi secara acak.
Baca juga: Selain B117, Mutasi Corona B1351 dan P1 Juga Diwaspadai Indonesia
Dari sekian banyak mutasi, hanya 4% yang menyebabkan virus itu menjadi lebih berbahaya.
Cara menghambat persebaran mutasi virus sama dengan yang sudah kita lakukan selama ini: protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta Mencuci tangan pakai sabun), dan upaya 3T (Tes, Telusur dan Tindakan) dan siap mengikuti program vaksinasi.
B117 Belum Ditemukan di DKI Jakarta
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi menegaskan, sampai saat ini kasus mutasi corona B117 belum ditemukan di DKI Jakarta.
Ia memaparkan, saat ini total ada 6 kasus B117 yang sudah ditemukan dan dilaporkan ke GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Yaitu, 2 kasus di Karawang yaitu di provinsi Jawa Barat, 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus itu di Sumatera Selatan, 1 kasus di Kalimantan Timur, dan yang terakhir adalah 1 kasus di Kalimantan Selatan.
"Jadi sampai saat ini kasus yang berkedudukan di Jakarta kita belum temukan adanya variasi mutasi dari B117," ujar diskusi virtual bertajuk "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia", Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona N439K Lebih Berbahaya dari B117? Ahli Epidemiologi Beri Penjelasan Begini
Nadia menuturkan, pelacakan kasus mutasi ini diambil dari pekerja migran Indonesia atau pelaku perjalanan dari luar negeri, sehingga tidak ditemukan di Jakarta.
Baca juga: Jangan Tunda Vaksinasi Covid-19, Meski Ada Mutasi Corona
"Pada laporan itu memang tertulis adalah laboratorium yang melakukan pemeriksaan asal sampel. Jadi kemarin kita klarifikasi lagi, kita lakukan pelacakan kasus. Jadi 6 kasus itu tidak ada yang berasal dari provinsi DKI Jakarta," terang dia.
Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap berbagai kemungkinan terkait mutasi virus Covid-19, dimana sejak awal pandemi terjadi di Tanah Air, peneliti dari berbagai lembaga terkait telah melakukan identifikasi virus.
"Karena kita tahu bahwa sebenarnya mutasi ini adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh virus dan kegiatan yang kita sebut sebagai Whole Genum Sequencing atau cara melihat identitas virus melalui PCR dilakukan sejak awal Covid-19 masuk ke Indonesia," jelas Nadia.