News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Riset WHO Sebut Mutasi Varian Baru Covid-19 Tak Berdampak Negatif pada Keampuhan Vaksin

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk melangsungkan program vaksinasi Covid-19 warga lanjut usia (lansia) dan perkerja publik DKI Jakarta di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/3/2021) Program itu dilakukan secara cuma-cuma alias gratis dengan periode pelaksanaan pada 8 Maret-31 Juni 2021. Selama 7 hari pelaksanaan vaksin sudah 40.000 orang yang menerima vaksin Covid 19. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, BALI – Riset badan kesehatan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa mutasi varian baru covid-19 tidak berdampak negatif pada keampuhan vaksin yang dikirim melalui COVAX Facility.

Hal ini diungkapkan WHO pada Pertemuan ketiga COVAX AMC Engagement Group (AMC EG) yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (17/3/2021).

Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi, kembali memimpin Pertemuan COVAX AMC EG bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia (Lia Tadesse) dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada (Karina Gould).

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Memicu Antibodi yang Bekerja Kalau Sudah Terpapar Virus

Baca juga: Hasil Invesigasi di Wuhan Akan Dirilis, WHO Tahu Dari Mana Asal Covid-19 ?

Menlu Retno dalam pernyataannya menyatakan bahwa mutasi varian baru COVID-19 juga turut dibahas pada pertemuan yang turut dihadiri CEO dan para pakar dari GAVI dan WHO.

Menlu Retno Marsudi (kemlu.go.id)

Pada pertemuan itu WHO menyebutkan bahwa mutasi virus adalah sesuatu yang telah diprediksi sejak awal dan terus dimonitor.

“Hasil riset WHO menunjukan bahwa varian tersebut tidak berdampak negatif terhadap keampuhan vaksin yang dikirim melalui COVAX Facility,” kata Retno Marsudi.

Bahas Soal Vaksin AstraZeneca, WHO Sebut Manfaatnya Lebih Banyak
Turut dibahas pula keputusan beberapa negara untuk menunda pemberian vaksin AstraZeneca (AZ) khususnya yang diproduksi di Eropa menyusul ditemukannya dampak setelah vaksinasi.

Retno berujar WHO menyampaikan secara regular melakukan komunikasi dengan berbagai otoritas di Eropa maupun dunia terkait aspek keamanan vaksin COVID-19.

Dari hasil komunikasi itu, disebut Retno pada pernyataannya bahwa WHO menyimpulkan hingga saat ini, nilai manfaat dari vaksin AstraZeneca lebih besar dari resiko yang ditemui.

Ilustrasi Astra Zeneca (Istimewa)

“WHO tetap merekomendasikan vaksinasi dengan AstraZeneca dapat dilanjutkan,” ujarnya.

Partisipasi Indonesia pada Covax Facility menjadi penting, salah satunya karena berkontribusi dalam upaya pemenuhan target vaksinasi Indonesia bagi 181,5 juta orang pada Maret 2022.

Indonesia hingga saat ini telah menerima sebanyak 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca dari Covax Facility, yang merupakan bagian dari alokasi putaran pertama pengiriman vaksin AstraZeneca dari skema Covax Facility.

Pada alokasi putaran pertama Indonesia akan memperoleh 11.704.800 juta dosis vaksin AstraZeneca yang akan dikirimkan secara bertahap hingga Mei 2021.

Program vaksinasi jalur Covax telah dimulai setidaknya di 131 negara dan Covax telah mengirim lebih dari 28.3 juta ke lebih dari 46 negara

Pada pertemuan itu Menlu Retno menyampaikan bahwa sejak pertemuan terakhir pada bulan Januari 2021, telah terjadi perkembangan sangat positif yang menimbulkan harapan.

Namun terdapat pula tantangan dan dinamika yang menurutnya perlu terus ditangani bersama dengan baik.

“Semua ini memberikan harapan. Mari kita terus bekerja sama untuk menjaga momentum ini," ujar Menlu Retno.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini