Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan peneliti pasar atau market research global, IpsosĀ melakukan riset untuk memahami perkembangan opini dan perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19.
Survei diadakan secara online, sejak 4-15 Februari 2021 yang mencakup negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina.
Sampel yang digunakan dalam survei ini sebanyak 500 warga Indonesia berusia 18 tahun ke atas.
Pengumpulan data dilakukan dengan metodologi online, dengan Ipsos Online Panel.
Ketepatan survei online diukur menggunakan interval yang kredibel.
Dalam hal ini, hasil yang didapat akurat hingga kurang lebih 3,5 persen terhadap pandangan dan perspektif seluruh warga Indonesia berusia mulai 18 tahun ke atas (95 persen kepercayaan interval).
Dalam survei tersebut, di antara negara Asia Tenggara, sebanyak 80 persen responden Indonesia dan Vietnam 94 persen adalah dua negara yang masyarakatnya paling menyambut baik dan bersemangat mendapatkan vaksin Covid-19.
Baca juga: JK: Masjid akan Jadi Tempat Vaksinasi Covid-19 Bulan Depan
Sebanyak 49 persen responden Indonesia percaya dan yakin pendemi akan segera berakhir dengan adanya vaksinasi.
Kemudian, 64 persen masyarakat Indonesia juga optimis bahwa lebih dari setengah populasi penduduk akan tervaksin di tahun 2021.
Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan mengatakan laporan hasil survei gelombang ketiga Ipsos ini sangat komprehensif, mencakup berbagai aspek, mulai dari opini dan perilaku masyarakat terhadap vaksin, perkembangan perilaku konsumsi, situasi ekonomi dan pendapatan masyarakat, minat beli konsumen, pilihan saluran pembelian (purchasing channel) dan penggunaan dompet digital (e-wallet), serta industri UMKM dan jenis produk yang paling diminati masyarakat saat ini.
"Tak hanya itu, hasil survei ini juga memberikan proyeksi perilaku konsumsi ke depannya, sehingga pemain bisnis dapat mengetahui trend dan sektor yang akan berkembang ke depannya," terang Soeprapto, Selasa (23/3/2021).
Masyarakat Indonesia (50 persen) dan Vietnam (50 persen) paling bersedia dan ingin segera mendapatkan vaksinasi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
Survei juga menyebut Indonesia konsisten sebagai negara paling optimis akan adanya pemulihan dan peningkatan ekonomi dalam enam bulan ke depan (76 persen) dibandingkan negara lain se-Asia Tenggara.
Pada hasil survei gelombang kedua September 2020, optimisme masyarakat Indonesia juga tertinggi sebesar 75 persen.
Selama pandemi, mayoritas masyarakat Indonesia mengaku lebih memilih membeli produk UMKM melalui e-commerce (64 persen), media sosial (33 persen), aplikasi transportasi online (33 persen), minimarket atau toko tradisional (30 persen).
Adapun produk UMKM yang paling banyak dibeli selama pandemi adalah makanan 55 persen seperti makanan beku (frozen) atau siap dimasak (ready to cook), minuman 53 persen, seperti minuman kopi dan buah segar 53 persen.
Ketiga kategori produk UMKM tersebut masih akan tetap diminati selama 2021 ini, makanan atau kuliner (66 persen), minuman (58 persen) dan buah (52 persen).
Di samping itu, 73 persen responden Indonesia berpendapat bahwa program stimulus yang diberikan Pemerintah untuk industri UMKM sangat membantu mereka untuk bertahan selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Sri Mulyani: Data Kesehatan Beberapa Negara Bobol karena Vaksinasi
Group Service Line Leader Thailand, Viraj Juthanii menyampaikan warga di Asia Tenggara masih merasakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 pada pendapatan pribadi dan perilaku belanja mereka.
"Indonesia dan Vietnam memiliki optimisme masa depan yang positif secara umum, sementara Singapura pulih dengan kuat. Kembali tingginya kasus positif dan pemberlakuan larangan ketat (lockdown) baru-baru ini telah mendorong sentimen Malaysia dan Thailand 'kembali ke merah'. Konsumen masih menahan pengeluaran dalam jumlah besar (major purchase) karena ketidakpastian atas pendapatan dan keamanan pekerjaan," ungkap Viraj.
Sisi positifnya, perilaku belanja terpusat pada 'rutinitas pandemi', yang telah berkembang dalam 1 tahun terakhir, sedang turun.
"Konsumen di Asia Tenggara membuka dompet mereka untuk membeli pengeluaran lebih kecil seperti pakaian, perjalanan lokal dan aktivitas budaya," ucap Viraj.