TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis temuan survei yang secara umum menyatakan masih banyak warga yang tidak mau divaksin covid-19.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan dari survei tersebut ada 29% warga yang tidak mau divaksin dan hanya 46% warga yang mantap mau divaksin.
Selain itu, kata Deni, 23% warga menyatakan masih ragu dan 2% warga tidak menjawab.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Survei opini publik nasional SMRC bertajuk "Sikap dan Perilaku Warga Terhadap Vaksin" yang dilakukan secara virtual pada Selasa (23/3/2021).
"Jadi ini saya kira perlu menjadi perhatian kita bersama tentunya kalau kita kaitkan dengan target bisa mencapai 71% penduduk, tentu proporsi ini masih kurang dari target yang dicanangkan pemerintah. Kalau kita asumsikan pikir-pikir dulu dan tidak menjawab ini terdistribusi secara proporsional kepada dua kategori ya dan atau tidak akan, maka yang mengatakan akan potensinya, kalau proporsional baru 61 persen," kata Deni.
Baca juga: 1,3 Juta Orang Telah Sembuh dari Covid-19 Hingga 23 Maret 2021
Namun demikian, survei menyatakan mayoritas warga yakni 88% tahu atau pernah dengar bahwa program vaksinasi covid-19 kepada warga sudah dimulai sejak Januari 2021 lalu.
"Jadi mayoritas warga sudah terinformasikan atau 9 dari 10 warga tahu ada program vaksinasi ini," kata Deni.
Selain itu survei juga menyarakan mayoritas warga atau 71% percaya atau sangat percaya pemerintah mampu menyediakan vaksin sesuai kebutuhan.
Namun sejauh ini, kata Deni, baru sekitar 2,7% warga dewasa yang sudah divaksin hingga akhir Februari sampai awal Maret 2021 ketika survei ini dilakukan.
"Kalau kita bandingkan dengan data yang dirilis pemerintah, angka 2,7 persen warga yang divaksin ini relatif sangat dekat, mencerminkan sebagai data pembanding untuk pemerintah dan masyarakat secara umum," kata Deni.
Survei bertajuk "Satu Tahun Covid-19: Sikap dan Perilaku Warga Terhadap Vaksin" dilakukan pada kurun waktu 28 Februari sampai 8 Maret 2021.
Pertanyaan mendasar yang ingin dijawab dalam survei tersebut terkait bagaimana intensi warga untuk melakukan vaksinasi.
Dari pertanyaan tersebut, ada empat pertanyaan turunan yang diajukan
Pertama, siapa yang mau dan tidak mau divaksin?
Kedua, bagaimana tingkat kepercayaan warga terhadap vaksin yang disediakan pemerintah?
Ketiga, bagaimana sikap warga pada umumnya terhadap covid-19?
Keempat, seberapa taat warga menjalankan protokol kesehatan.
Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistatge random sampling) sebanyak 1220 responden.
Response rate atau responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 1064 atau 87%.
Hasil survei terhadap 1064 responden tersebutlah yang kemudian dianalisis.
Margin of error rata-rata survei dengan ukuran sample tersebut sebesar kurang lebih 3,07 % pada tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi simple random sampling.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam.quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.