News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Pakar Sebut Produsen Sedang Kaji Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga untuk Tangkal Mutasi Baru

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sentra vaksinasi Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Profesor Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, sejumlah perusahaan vaksin Covid-19 sedang melakukan kajian kemungkinan pemberian dosis ketiga untuk meningkatkan efektifitas kerja dalam menangkal mutasi baru virus corona.

Selain perusahaan farmasi asal Tiongkok Sinovac, perusahaan Pfizer-BioNTech juga sudah mengumumkan bahwa mereka akan memulai penelitian untuk pemberian dosis ketiga vaksin mereka dalam waktu sebulan ini.

"Sementara ini mereka akan melakukan penelitian pemberian dosis ke tiga ini pada peserta uji klinik yang sudah menerima dosis kedua vaksin  Pfizer-BioNTech beberapa bulan yang lalu," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).

Baca juga: Bio Farma: Vaksin Covid-19 Sinovac  Siap Pakai untuk April Sebanyak 7,9 Juta Dosis

Pihak produsen Pfizer-BioNTech menyatakan, sejauh ini  belum menemukan laporan dari lapangan tentang gangguan kerja vaksin akibat varian baru.

"Mereka mencoba antisipasi saja antara lain dengan melakukan penelitian pemberian dosis ke tiga ini," terangnya.

Tjandra mengataman, jika nanti dosis ke tiga ternyata tidak memberi hasil yang memuaskan maka Pfizer juga sudah memulai proses kemungkinan modifikasi dan membuat vaksin baru untuk menangani perkembangan varian baru.

"Kalau diperlukan maka proses ini hanya akan makan waktu 6 sampai 8 minggu saja," ungkap pria yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Ahli Penanggulangan Tuberkulosis 2021.
 
Produsen vaksin Moderna juga mengkaji pemberian dosis ke tiga dengan 3 pendekatan.

Pertama, menggunakan vaksin yang lama tetapi dengan dosis yang lebih rendah, menggunakan vaksin yang sudah dimodifikasi dan memberikan kombinasi vaksin lama dengan vaksin yang sudah dimodifikasi.

Penelitian awal vaksin Moderna menunjukkan varian baru B.1.1.7 tidak mempengaruhi  kadar antibodi netralisasi sesudah vaksinasi.

 "Di sisi lain, pada varian B.1.351 ternyata terdapat penurunan kadar antibodi netralisasi sesudah divaksin, walau kadarnya masih memadai untuk memberikan proteksi," ungkapnya.

Sementara itu Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengatakan, di Uni Emirat Arab ada sejumlah kecil orang yang nampaknya perlu mendapat suntikan dosis ke tiga vaksin Sinopharm.

"Hal ini dilakukan karena ada data yang menunjukkan  sejumlah kecil mereka yang sudah disuntik vaksin dua kali ternyata tidak menunjukkan respon imun yang memadai," jelas Prof. Tjandra.

Seperti diketahui secara umum negeri UEA ini dilaporkan sudah memberikan vaksinasi COVID-19 pada 60% sampai 70% penduduknya, angka cakupan nasional yang amat tinggi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini