TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat di tujuh provinsi penerima vaskin AstraZeneca.
Sehingga, penyuntikan vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasi nasional tetap dilanjutkan
Diketahui, vaksin AstraZeneca didistribusikan oleh PT. Bio Farma ke provinsi Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Provinsi Maluku dan DKI Jakarta
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, daerah penerima terbanyak vaksin asal Inggris tersebut adalah Jawa Timur dan Bali.
Baca juga: Montenegro Terima 24.000 Dosis Vaksin AstraZeneca Lewat COVAX
Hal itu disampaikan, dalam Keterangan Pers mengenai Penjelasan KIPI terkait Vaksin COVID-19 AstraZeneca dari COVAX Facility virtual, Selasa (30/3/2021).
"Sampai saat ini proses pemberian vaksinasi dengan menggunakan vaksin Astrazeneca masih tetap berlangsung dan tetap dijalankan dan tidak ditemukan adanya kejadian ikutan pasca imunisasi yang berat pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca," ungkap Nadia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes ini berharap, masyarakat tidak ragu untuk divaksinasi, karena vaksin yang disediakan pemerintah terbaik serta telah diuji keamanan dan khasiatnya.
"Tidak usah memilih-milih vaksin pemerintah akan memprioritaskan penggunaan jenis vaksin yang aman dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh berdasarkan tentunya rekomendasi dari para ahli," pesan Siti Nadia.
Sebelumnya diketahui, penyuntikan vaksin Covid-19 dari Inggris itu dihentikan sementara di Sulawesi Utara (Sulut), karena dilaporkan memiliki efek samping.
Namun berdasarkan hasil investigasi dan analisa dari Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), KIPI yang terjadi masuk dalam kategori ringan.
"Kemudian kami laporkan ke bapak menteri kesehatan dan bapak wakil menteri kesehatan karena Komnas KIPI mengeluarkan rekomendasi bahwa KIPI yang terjadi di Sulawesi Utara bersifat ringan dan sebagian kecil berkaitan dengan reaksi kecemasan sehingga vaksinasi ini dapat dilanjutkan dalam program imunisasi nasional di Sulawesi Utara," terang Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan di kesempatan yang sama.