Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan POM belum memberikan lampu hijau terhadap vaksin Sel Dendritik atau yang dikenal vaksin Nusantara untuk melanjutkan proses uji klinik fase II.
Meski demikian, sejumlah anggota komisi IX DPR RI berkeinginan menjadi relawan vaksin Covid-19 besutan mantan Menkes Terawan Agus Putranto.
Sorotan bermunculan, seperti yang dikemukakan oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban.
Baca juga: Pro Kontra Vaksin Nusantara, 40 Anggota DPR Jadi Relawan, BPOM Ragu, hingga Jawaban Peneliti
Baca juga: Soal Vaksin Nusantara, Presiden PKS : Asal Sudah Lolos Uji Klinis, Clearlah ItuÂ
Ia menilai, vaksin Nusantara sulit mendapat kepercayaan ahli maupun masyarakat.
Terlebih, sikap peneliti dibaliknya memiliki kesan memaksakan pengembangan vaksin yang digadang-gadang buatan anak negeri ini.
Hal itu diungkapnya dalam akun Twitter @ProfesorZubairi yang dikutip Tribunnews.com, Kamis (15/4/2021).
"Tanpa bermaksud tendensius, saya ingin pihak Vaksin Nusantara menjelaskan kepada publik, kenapa tetap ingin melaksanakan uji klinis fase dua," jelasnya.
"Padahal BPOM belum keluarkan izin untuk itu. Relawannya pun DPR, yang sebenarnya sudah menjalani vaksinasi kan? Ini benar-benar ganjil," tambah Zubairi.
Ia berharap, peneliti dapat membuka ruang penjelasan terhadap publik maupun lembaga terkait menyoal vaksin ini.
"Bagi saya, tidak ada yang lebih penting selain evidence based medicine (EBM). Kalau uji klinis fase dua ini dilakukan tanpa izin BPOM, rasanya kok seperti memaksakan ya," harap dia..