TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih bertambah setiap harinya.
Melansir data situs covid19.go.id, hingga Kamis Jumat (16/4/2021), total ada 1.594.722 kasus Covid-19 di Indonesia.
Tiga hari sebelumnya, penambahan kasus berada di angka 5-6 ribu.
Hari ini Jumat (16/4/2021), kasus positif corona bertambah sebanyak 5.363 pasien.
Baca juga: Update Corona Global 16 April 2021 Siang: Tercatat 3 Juta Kematian Akibat Covid-19 di Seluruh Dunia
Baca juga: Gubernur Hyogo Jepang Dikritik Habis, Antisipasi Corona Pakai Uchiwa, Buang-buang Uang Pajak
Kabar baiknya, pasien sembuh hari ini bertambah sebanyak 5.975 orang.
Jumlah angka kesembuhan berjumlah 1.444.229 orang.
Adapun kasus kematian bertambah 123 jiwa, meninggal dunia pada hari ini.
Sehingga, penambahan kasus kematian itu membuat jumlah kasus berujung kematian menjadi 43.196.
Hingga kini, pulau Jawa masih menjadi kawasan dengan kasus Covid-19 terbanyak se-Indonesia.
Pencegahan Covid-19 pada Level Individu dan Masyarakat
Dikutip dari kemkes.go.id berikut cara pencegahan Covid-19 pada level individu dan masyarakat:
A. Pencegahan Level Individu
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah COVID-19, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan rumah dengan cara:
a. Mencuci tangan lebih sering menggunakan sabun dan air setidaknya 20 detik atau pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer), serta mandi atau mencuci muka jika memungkinkan, sesampainya rumah atau di tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan ketika makan atau mengantarkan makanan.
b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut menggunakan tangan yang belum dicuci.
c. Jangan berjabat tangan.
d. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit.
e. Tutupi mulut saat batuk dan bersin menggunakan lengan atas bagian dalam atau memakai tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan.
f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah bepergian.
g. Bersihkan dan berikan disinfektan secara berkala pada benda-benda yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang pintu, dan lain-lain.
BPOM Tetap Tegas Tak Beri Izin Vaksin Nusantara
Kepala BPOM Penny K Lukito enggan memberikan komentar saat peneliti vaksin sel dendritik atau vaksin Nusantara tetap melanjutkan tahapannya meski tak sesuai rekomendasi pihaknya.
"Terkait vaksin nusantara ya kami tidak bisa menjawab, ya jawaban kami bagaimana hasil penilaian Badan POM terkait fase pertama uji klinik fase 1 vaksin dendritik atau vaksin nusantara adalah belum bisa dilanjutkan ke uji klinik fase dua, sudah clear ya sampai di situ," tegasnya dalam konferensi pers virtual bersama BPOM RI secara virtual, Jumat (16/4/2021).
Penny menuturkan, tugas Badan POM telah selesai saat mendampingi uji klinik I dan memberikan penilaian bahwa penelitian tersebut tidak masuk kategori riset ilmiah sesuai standar internasional.
"Saya tidak mau komentari, karena vaksin dendritik atau nama vaksin Nusantara sudah beralih sekarang, saya tidak mau komentari lagi, sudah beralih," ucap Penny.
Baca juga: Vaksin Nusantara Jadi Sorotan, Epidemiolog Sebut Riiset Ilmiah Harus Bebas Kepentingan Politik
Ia pun mengingatkan, penting dalam sebuah penelitian ilmiah harus melewati uji praklinik atau uji pada hewan sebelum diberikan kepada manusia.
Hal itu untuk menghindari kesalahan fatal dan memberikan perlindungan kepada relawan.
"Kalau tidak dilakukan dan langsung loncat ke clinical trial, nanti kesalahan ada di sana. Yang namanya penelitian begitu. Kita belajar dari tahapan-tahapan yang ada. Harusnya bisa dapat dikoreksi, diperbaiki," tambah Penny.
"Vaksin Nusantara kami tidak bisa jawab. Penilaian Badan POM pada fase pertama uji klinik vaksin dendritik belum bisa dilanjutkan ke fase II dan ada temuan correction action. Koreksi-koreksi harus ada perbaikan kalau mau maju ke fase kedua," tambahnya.
Baca artikel lain terkait Virus Corona