Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menjadi relawan uji klinik fase II Vaksin Nusantara yang dikembangkan dokter Terawan Agus Putranto.
Siti Fadilah mengungkapkan, sebelum vaksinasi, dirinya beserta para relawan lain diberi penjelasan tentang vaksin nusantara.
"Kemarin saya datang kemudian diberikan briefing, petunjuk-petunjuk yang jelas banget," ujar Siti Fadilah Supari saat berbincang denganTribun Network, Jumat (16/4/2021) malam.
Dari penjelasan itu Siti Fadilah Supari mengetahui bahwa vaksin nusantara menggunakan metode dentitrik autolog yang dipaparkan dengan antigen protein S dari Covid-19.
Baca juga: Mantan Menkes Siti Fadilah Supari: Ide Terawan Kembangkan Vaksin Nusantara Tidak Jatuh dari Langit
Pada prinsipnya, kata Siti Fadilah Supari, vaksin berarti memasukkan virus atau bagian dari virus ke dalam tubuh manusia.
"Tapi punya Pak Terawan itu tidak memasukkan virus maupun bagian dari virus ke tubuh kita," ujar dia.
Siti Fadilah Supari menceritakan, setelah mendapat penjelasan tentang vaksin nusantara, dia mengisi data diri dan juga menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan.
Setelahnya, darah Siti Fadilah Supari diambil sebanyak 44 CC.
Baca juga: UPDATE Jumlah Kasus Covid Indonesia per 16 April: Tambah 5.363 Kasus Positif, Total 1.594.722
"Sudah diambil darahnya 44 CC. Kemudian darah itu diproses, diambil sel-sel darah saya, sel dentitrik saya diambil dari darah saya tersebut, dipisahkan," katanya.
Sel dendritik adalah sel imun yang akan mengajarkan sel-sel lain untuk memproduksi antibodi.
Mulanya sel dendritik Siti Fadilah Supari yang telah diambil itu dikenalkan dengan virus Covid-19.
"Setelah terpisah, sel dendritik saya ini diadu dengan virus Covid-19," ujar Siti Fadilah Supari.
Baca juga: Truk Tabrak 6 Kendaraan, Ibu dan Anak Usia 3 Tahun Tewas dalam Kecelakaan di Sitinjau Lauik Padang
Setelah proses itu, sel dentitrik akan diinjeksikan kembali ke dalam tubuh untuk memicu sel-sel imun lain membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus Covid-19.
"Setelah diadu, maka dentitrik saya jadi pintar untuk melawan Covid-19 itu. Sehingga setelah dia pintar, pada hari ke tujuh dikembalikan lagi ke tubuh saya," ujar Siti Fadilah Supari.
"Jadi saya tidak dimasukkan apa-apa kan? Jadi sel dentitrik saya itu yang akan disuntikkan ke saya pada hari ke delapan nanti," kata dia.
Sebagaimana diketahui, BPOM belum mengeluarkan izin Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) fase II vaksin Nusantara dikarenakan hasil uji klinik fase I belum memenuhi standar pembuatan vaksin.
Namun, sejumlah anggota DPR dan tokoh tetap mendatangi RSPAD Gatot Soebroto untuk menjadi relawan vaksin Nusantara.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena membenarkan bahwa tidak hanya dirinya yang menjadi relawan Vaksin Nusantara.
Ia menyebut beberapa nama di Komisi IX yang sepengetahuannya juga turut serta diambil sampel darahnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada Rabu (14/4/2021).
"Ada saya, Pak Saleh (Saleh Daulay), Bu Ninik (Nihayatul Wafiroh), Bu Arzeti (Arzeti Bilbina), Bu Saniatul (Saniatul Lativah), Bu Meliyana (Sri Meliyana), Pak Anas (Anas Thahir)," kata Melki melalui pesan singkat seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/4/2021).
Hanya nama-nama itu yang disebutkan oleh Melki.
Namun, ia menambahkan bahwa nama-nama lainnya di Komisi IX bisa saja bertambah dan akan datang ke RSPAD pada Jumat (16/4/2021).
"Yang lain mungkin hari ini atau besok dan seterusnya," ujarnya.
Lebih lanjut, politikus Partai Golkar itu mengaku tak begitu mengetahui daftar lengkap siapa saja anggota DPR yang turut serta dalam kegiatan tersebut.
Sebelumnya, selain nama-nama yang disebut Melki, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad juga mengaku bahwa dirinya ikut serta diambil sampel darah di RSPAD Gatot Subroto untuk Vaksin Nusantara.
Dasco mengatakan, kedatangannya ke RSPAD Gatot Subroto dalam rangka bertindak sebagai relawan uji klinis Vaksin Nusantara.
Baca juga: BPOM Tetap Tegas Tak Beri Izin Vaksin Nusantara
Dasco mengaku sudah diambil sampel darahnya untuk diolah tujuh hari ke depan.
"Jadi rentang waktu tujuh sampai delapan hari, darah yang sudah diambil itu kemudian diproses lalu kemudian dimasukkan lagi ke dalam tubuh kita," kata Dasco dalam video saat menjawab pertanyaan sejumlah wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Selain anggota DPR, ada pula mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang juga mengikuti kegiatan Vaksin Nusantara.
Ia menyatakan, dirinya ikut menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Gatot Nurmantyo mengaku, Terawan menawari dirinya menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara.
"Begini, saya ini lahir di sini, makan di sini minum di sini, diberi ilmu dan dididik seorang prajurit di bumi Pertiwi. Kemudian ada hasil karya putra Indonesia yang terbaik kemudian uji klinis, kenapa tidak? Apa pun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," kata Gatot di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (14/4/2021) dilansir Tribunnews.com.
Bahkan, Gatot tak mempermasalahkan meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengeluarkan izin uji klinis fase II terhadap vaksin Nusantara.
Selain Gatot, terdapat juga nama mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.
Vaksin Nusantara ini menuai polemik karena diketahui belum memenuhi prosedur dan kaidah yang dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Misalnya, BPOM menyebutkan bahwa Vaksin Nusantara tidak melewati tahap praklinis, dan belum memenuhi uji klinis tahap II.
Selain itu, berdasarkan data studi vaksin Nusantara, tercatat 20 dari 28 subjek atau 71,4 persen relawan uji klinik fase I mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2.