News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Vaksin Nusantara

Mantan Menkes Siti Fadilah Supari: Ide Terawan Kembangkan Vaksin Nusantara Tidak Jatuh dari Langit

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ide dokter Terawan Agus Putranto mengembangkan vaksin Nusantara dengan metode dentitrik autolog yang dipaparkan dengan antigen protein S dari Covid-19 bukanlah ide yang datang tiba-tiba.

Hal itu dikatakan Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang pernah meninjau laboratorium kerja Terawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

"Menurut saya tidak jatuh dari langit dia (Terawan) tiba-tiba punya ide itu (kembangkan vaksin Nusantara dengan metode dentitrik)," ujar Siti Fadilah Supari saat berbincang dengan Tribun Network, Jumat (16/4/2021) malam.

Baca juga: Eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari Ungkap Alasan Jadi Relawan Vaksin Nusantara Buatan Terawan

Menkes era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengungkapkan, dokter Terawan telah bertahun-tahun mempelajari tentang sel dentitrik.

Hanya saja, penelitian yang dilakukan Terawan selama ini berfokus pada upaya penyembuhan pasien kanker maupun diabetes.

"Soal sel dentitrik, itu dia sudah bertahun-tahun bergelut dengan dentitric cell itu di pojokkan RSPAD. Di situ memang ada ruangan yang khusus untuk itu," kata dia.

Baca juga: Aburizal Bakrie dan Istri Disuntik Vaksin Nusantara oleh Terawan 

"Waktu sedang kontrol di RSPAD, saya ditunjukkan laboratorium dia. Pernah dia ceritakan panjang lebar tentang sel dentitrik ini. Tapi bukan untuk vaksin, untuk orang-orang kanker atau diabetes yang sudah parah," sambung Siti Fadilah.

Saat ini, Terawan berusaha menggunakan metode dentitrik autolog untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Menurut Siti Fadilah Supari ini merupakan inovasi penggunaan sel dentitrik yang coba dilakukan oleh Terawan.

"Kalau ini biasanya untuk kanker, kemudian dia punya inovasi, barangkali bisa untuk Covid-19. Dia punya pendapat begitu ya kita tidak tahu" ujar dia.

Sebagaimana diketahui, BPOM belum mengeluarkan izin Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) fase II vaksin Nusantara dikarenakan hasil uji klinik fase I belum memenuhi standar pembuatan vaksin.

Namun, sejumlah anggota DPR dan tokoh tetap mendatangi RSPAD Gatot Soebroto untuk menjadi relawan vaksin Nusantara.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena membenarkan bahwa tidak hanya dirinya yang menjadi relawan Vaksin Nusantara.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini