Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lonjakan drastis kasus Covid-19 di India perlu menjadi pelajaran penting bagi Indonesia.
Sebagai negara yang masuk daftar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terbesar, Indonesia harus bersiap diri menghadapi berbagai kemungkinan.
Baca juga: Tsunami Covid-19, India Telah Ada Peringatan, Sejak Februari Lalu Muncul Prediksi Lonjakan Kasus
Baca juga: Update Corona Global 21 April 2021: Total 143,5 Juta Infeksi Covid-19 di Seluruh Dunia
"Karena India itu sudah berhasil menurunkan kasus terkonfirmasi positif anjlok, tiba-tiba naiknya drastis luar biasa dan itu kita tidak perlu belajar saat mengalami, tapi cukup belajar dari orang lain. Kita masih sangat amat waspada," ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi kepada wartawan, Selasa (20/4/2021).
Menurut Soni, pola masyarakat di India dan Indonesia hampir sama, dimana protokol kesehatan mulai diabaikan masyarakat.
India sedang lengah, karena menganggap setelah memberi vaksinasi kepada 3 juta orang maka Covid-19 terkendali.
"Ini mulai agak kendor nih dalam dua pekan terakhir dan itu berbahaya, terbukti kasus di DKI Jakarta mulai naik.
Protokol kesehatan yang kendor itu mereka mulai berkerumun, mulai tidak menggunakan masker dan seterusnya," ungkap Soni.
Baca juga: Gelombang Kedua Covid-19, India Kekurangan Oksigen, Tempat Tidur Pasien dan Tempat Kremasi
Baca juga: Tak Ingin Seperti India, Langkah Ini Disiapkan Pemerintah untuk Kendalikan Kasus Covid-19
Untuk itu, langkah antisipasi yang dilakukan adalah menjaga mobilitas serta memperkuat 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).
"Makanya, pemerintah melarang mudik karena belajar dari liburan panjang 2020. Jadi kita melarang mudik itu untuk melindungi rakyat Indonesia. Jangan sampai terjadi ledakan kasus," terangnya.
"3M saja tidak cukup, dia harus didukung 3T juga lalu didukung vaksinasi," tambah Sonni.
Ia menekankan kepada masyarakat, meski sudah menerima vaksinasi dosis lengkap, protokol 3M tetap harus disiplin
"Vaksinasi juga tidak cukup, orang berfikir divaksin saja sudah cukup. Karena tidak ada vaksin yang efikasinya mencapai 100 persen," pesannya.