Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lonjakan kasus Covid-19 dalam waktu singkat di India terus mengkhawatirkan. Padahal sebelummya, India mampu menurunkan kasus 10 kali lipat.
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Indonesia perlu melakukan pencegahan sebelum kondisi itu terjadi di Indonesia.
Dalam pandangan Mantan Direktur WHO SEARO ini ada lima faktor yang menyebabkan kasus aktif virus corona dratis naik di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
Baca juga: Retno Marsudi Peringatkan WNI Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Negeri
Baca juga: Layanan Kesehatan di India Hampir Runtuh Dihantam Gelombang Covid-19 Ke-2, Pejabat: Seperti Tsunami
Ia mengatakan, saat tinggal India sampai September 2020, puncak kasus gelombang 1 lebih dari 97 ribu kasus per hari.
Lalu menurun tajam 10 kali lipat jadi sekitar 9 ribuan di Februari 2021, dan Maret meningkat tajam lagi sampai sekarang lebih dari 250 ribu per hari.
"Kenapa India naik pesat jumlah kasusnya, pertama
3 M tidak ketat lagi, pasar sudah ramai, transportasi umum kembali beroperasi penuh, bioskop buka," ujar Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes Kemenkes ini saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (22/4/2021).
Kemudia, adanya pelaksanaan event besar, seperti pilkada di beberapa wilayah, pesta perkawinan, maupun acara keagamaan.
"Juga banyak yang merasa terlalu terlindungi oleh vaksin lebih 100 juta. Tes dan telusur Covid-19 turun, dari satu juta sampai mendekati 1,5 juta di Oktober-November menjadi hanya beberapa ratus ribu di Januari - Februari," ungkapnya.
Selain ini faktor adanya temuan varian baru, termasuk B.1.617 yang disebut mutasi ganda juga menjadi penyumbang besarnya angka aktif virus corona.