News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Guru Besar FKUI Menduga Ini 5 Hal Ini Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di India

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas membersihkan diri dengan disinfektan usai melakukan kremasi mayat korban covid-19.Guru Besar FKUI Menduga Ini 5 Hal Ini Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di India

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lonjakan kasus Covid-19 dalam waktu singkat di India terus mengkhawatirkan. Padahal sebelummya, India mampu menurunkan kasus 10 kali lipat.

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Indonesia perlu melakukan pencegahan sebelum kondisi itu terjadi di Indonesia.

Dalam pandangan Mantan Direktur WHO SEARO ini ada lima faktor yang menyebabkan kasus aktif virus corona dratis naik di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Baca juga: Retno Marsudi Peringatkan WNI Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Negeri

Baca juga: Layanan Kesehatan di India Hampir Runtuh Dihantam Gelombang Covid-19 Ke-2, Pejabat: Seperti Tsunami

Ia mengatakan, saat tinggal India sampai September 2020, puncak kasus gelombang 1 lebih dari 97 ribu kasus per hari.

Lalu menurun tajam 10 kali lipat jadi sekitar 9 ribuan di Februari 2021, dan Maret meningkat tajam lagi sampai sekarang lebih dari 250 ribu per hari.

Pasien covid di India. (AP)

"Kenapa India naik pesat jumlah kasusnya, pertama

3 M tidak ketat lagi, pasar sudah ramai, transportasi umum kembali beroperasi penuh, bioskop buka," ujar Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes Kemenkes ini saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (22/4/2021).

Kemudia, adanya pelaksanaan event besar, seperti pilkada di beberapa wilayah, pesta perkawinan, maupun acara keagamaan.

"Juga banyak yang merasa terlalu terlindungi oleh vaksin lebih 100 juta. Tes dan telusur Covid-19 turun, dari satu juta sampai mendekati 1,5 juta di Oktober-November menjadi hanya beberapa ratus ribu di Januari - Februari," ungkapnya.

Selain ini faktor adanya temuan varian baru, termasuk B.1.617 yang disebut mutasi ganda juga menjadi penyumbang besarnya angka aktif virus corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini