Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA -Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Kepala Daerah untuk tidak kehilangan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Presiden meminta kepala daerah memperhatikan secara seksama angka penyebaran Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
"Hati-hati sekecil apapun kasus aktif yang ada di provinsi, di kabupaten, di kota yang Bapak Ibu Pimpin, jangan kehilangan kewaspadaan ikuti angka-angkanya.
Baca juga: Virus Corona Varian B1617 India Telah Menyebar di 17 Negara, Ini Penyebab Terjadi Tsunami Covid-19
Baca juga: Klaster Covid-19 Perkantoran dan Kemacetan Meningkat, Diduga Pemicunya Merasa Aman Sudah Divaksin
Ikuti kurvanya, ikuti harian, begitu naik sedikit segerakan untuk ditekan kembali agar terus menurun," kata Jokowi pada acara pengarahan Kepala Daerah Se-Indonesia yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, (29/4/2021).
Jokowi mengatakan beberapa daerah kini mulai mengalami peningkatan penyebaran Covid-19. Diantaranya yakni Sumatera Selatan ,Aceh, Lampung Jambi, Kalbar, NTT, Riau, Sumbar, Bengkulu, Kepri.
"Hati-hati ada kenaikan, karena grafis dan kurva, harian itu selalu kita ikuti," katanya.
Jokowi mengatakan secara keseluruhan pengendalian Covid-19 di Indonesia mulai membaik.
Kasus harian Covid-19 saat ini berada pada angka 4 ribu samai 6 ribu kasus setelah pada Januari lalu sempat mencapai 15 ribu perhari.
Tingkat keterisian tempat tidur perawatan Covid-19 di RS, saat berada di angka 25-56 persen, setelah pada Januari lalu sempat berada di atas 80 persen.
Oleh karena Presiden mengatakan penyebaran Covid-19 yang bisa dibilang terkendali ini jangan sampai rusak karena masyarakt masih nekad mudik pada Idul Fitri 2021.
"Jadi sekali lagi hati-hati dengan mudik lebaran, hati-hati, cek, kendalikan," katanya.
Presiden minta Kepala Daerah berkaca pada kondisi yang terjadi di India.
Negara di Asia Selatan tersebut mengalami lonjakan penyebaran Covid-19 yang eksponensial karena hilangnya kewaspadaan.
Kasus Covid-19 di India yang awalnya rata-rata 10 ribu kasus perhari kini menyentuh angka 350 ribu per hari.
"Ini yang menjadi kehati-hatian kita semuanya, hati-hati dengan perkembangan yang ada di India, dan juga tidak hanya di India, ada di Turki, kemudian ada di Brazil dan beberapa di Uni Eropa," pungkasnya.