TRIBUNNEWS.COM - Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dr Tonang Dwi Ardyanto, menyebut Indonesia harus belajar dari kasus Covid-19 di India.
Tonang menyebut, risiko membludaknya kasus konfirmasi dan kematian akibat Covid-19 di India tidak menutup kemungkinan juga bisa mengancam Indonesia.
"Dengan berusaha mengambil sudut pandang positif, kita memang memiliki risiko untuk bisa seperti India."
"Tetapi kita harus ada sisi bersyukurnya, kita lebih tahu dari pada India yang terus terang terlena," ungkap dr Tonang dalam program Panggung Demokrasi Tribunnews.com, Rabu (28/4/2021).
Tonang menyebut, fenomena di India harus dicegah agar tidak terjadi di Indonesia.
Baca juga: India Tingkatkan Upaya Vaksinasi Warganya dan Minta Bantuan Lebih dari 40 Negara
"Kasus India kita jadikan musuh bersama, bukan Indianya, tapi fenomena di India kita jadikan musuh bersama supaya tidak terjadi di tempat kita."
"Kemarin kalau merasa pemerintah lamban, kurang sigap, kita lupakan dulu, yang penting ke depan jangan sampai mengulangi fenomena India," ungkapnya.
Cara yang bisa dilakukan, lanjut Tonang, ialah kembali menggalakkan 3T (testing, tracing, treatment) dan 3M (mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak).
"Jelas sekarang setelah beberapa bulan pemerintah kendor testing tracing, kita giatkan lagi. Masyarakat yang kendor 3M, kita giatkan lagi."
"Nanti vaksinasi tetep jalan, 3T 3M kita jalankan, yang kita punya ini," ungkapnya.
Baca juga: Amankan Pasokan, Indonesia Terima 6 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Sinovac
Tonang menyebut, tidak mungkin bisa membuat vaksin yang bisa mengikuti perkembangan mutasi virus.
"Tetapi kalau kita mencegah virusnya tidak bekembang, bisa."
"Dengan 3M tadi, virus akan selesai karena tidak ada tempat baru," ungkap Tonang.
Kondisi di India