Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belajar dari fenomena 'runtuhnya' sistem kesehatan India yang kewalahan menangani lonjakan kasus positif virus corona (Covid-19), Indonesia pun berupaya meningkatkan layanan kesehatannya untuk mengantisipasi hal serupa.
Terlebih saat ini kasus mutasi baru dari Inggris dan India disebut telah masuk ke Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Baca juga: Gelombang Kedua Covid-19 di India Diprediksi Terjadi di Minggu Kedua Mei
Baca juga: Soroti Kerumunan di Pasar Tanah Abang, Ketua Satgas IDI Singgung soal Kasus di India
"Yang penting tentunya terkait layanan kesehatan ini kita siapkan sebaik mungkin," ujar Nadia, dalam press conference virtual bertajuk 'Update Whole Genome Sequencing' yang digelar Kementerian Kesehatan, Selasa (4/5/2021) siang.
Kendati demikian, kata dia, sistem kesehatan yang baik tetap tidak akan mampu menangani lonjakan pasien Covid-19 yang begitu signifikan jika langkah pencegahan penularan tidak dilakukan.
Nadia kemudian menyebut India sebagai contoh negara yang awalnya memiliki kesiapan medis yang sangat baik dan mampu menurunkan angka positif virus tersebut.
Namun akhirnya harus 'tumbang' karena tindakan pelonggaran protokol kesehatan lantaran 'terlalu percaya diri dan berpuas diri' dapat menekan angka penularan Covid-19.
Padahal negara itu dikenal mandiri dalam memproduksi alat kesehatan (alkes) termasuk obat-obatan dan vaksin.
"Tapi kita juga harus memahami, lonjakan kasus ini terjadi sangat eksponensial, kita juga bisa melihat contohnya yang terjadi di India. Negara yang tadinya bisa begitu menurunkan kasus konfirmasi positifnya begitu rendah, negara yang memiliki kemampuan produksi vaksin sendiri, obat sendiri, alat kesehatan sendiri," jelas Nadia.
Lonjakan kasus positif yang membuat India dihantam 'tsunami' Covid-19 ini akhirnya membuat negara yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Narendra Modi itu babak belur karena kehabisan alat kesehatan dan obat-obatan esensial.
"Tapi dengan kondisi yang saat ini dihadapi, itu pun sistem kesehatannya tidak akan mampu untuk menangani kasus-kasus tersebut," tegas Nadia.
Sehingga ia menegaskan tindakan pencegahan dan mempersiapkan layanan kesehatan yang maksimal menjadi hal yang sangat penting dalam mengantisipasi fenomena tersebut.
"Jadi tidak ada pilihan lain untuk kita semua, kita harus mencegah kejadian tersebut. Karena sebaik apapun kita persiapkan, tapi kita bisa lihat apa yang terjadi di India, proses pelayanan kesehatan inilah tentunya yang menjadi perhatian kita," kata Nadia.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar semua pihak termasuk masyarakat sadar untuk tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai langkah dasar pencegahan penularan Covid-19.
Sedangkan pemerintah akan terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan.
"Untuk itu kita sangat mendorong untuk kita sama-sama mencegah terjadinya lonjakan kasus ini, sebelum tentunya kita mengalami kondisi peningkatan kasus yang lebih sangat eksponensial lagi," pungkas Nadia.