Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan Indonesia telah mengamankan 75,9 juta dosis vaksin Covid-19.
Hal itu disampaikan Retno saat memberikan keterangan pers kedatangan vaksin AstraZeneca dari Covax Facility sebanyak 1,3 juta vaksin jadi, di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (8/5/2021).
Vaksin Covid-19 terus diupayakan pemerintah baik jalur bilateral maupun multilateral datang secara bertahap.
Baca juga: Komisi IX DPR Soroti Teknis Pendistribusian Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19
Berikut rincian vaksin Covid-19 yang telah tiba di Indonesia sejak Januari 2021:
- Sinovac sebanyak 68,5 juta dosis yang terdiri dari 65,5 juta dosis bahan baku atau bulk dan 3 juta dosis vaksin jadi.
- AstraZeneca (Covax): 6,4 juta dosis vaksin jadi ; serta Sinopharm: 1 juta dosis vaksin jadi.
- BUMN bidang farmasi Bio Farma ditunjuk pemerintah untuk memproduksi bahan baku vaksin Covid-19.
Dari jumlah total 65,5 juta bahan baku vaksin Sinovac, nantinya akan menghasilkan sekitar 52 juta dosis vaksin jadi.
47 Persen Kasus Covid-19 Terjadi di Asia Tenggara
Berdasarkan badan kesehatan dunia (WHO), per Jumat (7/5/2021), jumlah kasus positif dunia sudah melebihi 157 juta kasus, dengan angka kematian lebih dari 3,2 juta orang.
Dari laporan mingguan WHO mengenai situasi epidemiologi global COVID-19 di minggu lalu atau sampai 2 Mei 2021, disebutkan jumlah kasus global dalam dua minggu terakhir melebihi jumlah kasus selama enam bulan pertama pandemi.
Baca juga: IDAI Menyambut Baik Revisi Rencana Strategis Kesehatan Terkait Program Vaksinasi 14 Antigen
Jumlahnya sangat tinggi, dengan lebih dari 5,7 juta kasus per minggunya.
Kawasan Asia Tenggara, yang dalam terminologi WHO terdiri dari negara India, Indonesia, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Thailand, Maldives, Timor Leste, Myanmar dan Bhutan, mengalami kenaikan kasus tertinggi, yaitu 19 persen, dilihat dalam kurun waktu seminggu sampai 2 Mei 2021.
Dengan kenaikan kasus baru ini, maka kasus baru Asia Tenggara merupakan 47 persen dari kasus baru dunia selama kurun waktu tersebut.
"Kenaikan cukup tinggi ini terutama terjadi di India. Kondisi ini penting menjadi pengingat kita semua bahwa penyebaran virus ini masih terjadi dimana-mana. Kita harus terus waspada,"pesan Retno.