Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Telah menjadi kebiasaan jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, masyarakat berdatangan ke pusat perbelanjaan baik mal dan pasar, pergi ziarah kubur, maupun kumpul-kumpul keluarga di hari lebaran.
Pemerintah tahun ini melarang tradisi mudik dilakukan pada lebaran masa pandemi ini.
Anjurannya sudah jelas, lebih baik di rumah saja.
Jika terpaksa keluar rumah dan berada di kerumunan setidaknya ada tiga hal yang perlu dapat perhatian penting dan sebaiknya dilakukan untuk keamanan bersama.
Baca juga: Lebaran Tiba, Jangan Terlena Kenikmatan Ketupat, Opor dan Rendang, Ini Trik Sehat dari Ahli Gizi
Baca juga: Keluarga Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di Ponorogo, Satu Orang Positif Corona
Seperti diungkap Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan yang diterima, Selasa (11/5/2021)
Pertama, sejumlah orang berada bersama di luar ruangan tentu membuat kemungkinan penularan COVID-19 lebih rendah daripada bersama di dalam ruangan.
World Health Organization (WHO) menyebutnya sebagai open air spaces safer than enclosed spaces. Artinya ada dua hal kalau harus berkumpul, yakni memang akan jauh lebih baik kalau dilakukan di udara terbuka saja dan ke dua kalau terpaksa harus di dalam ruangan maka seharusnya ada ventilasi terbuka dengan udara luar.
Kemudian, tetaplah dijaga jarak sedikitnya 1 meter dengan orang lain di sekitar Anda.
Ada juga yang menyebut jarak lebih jauh khususnya kalau di dalam ruangan. Yang jelas, WHO menyebutnya sebagai “farther away from others safer than close together”.
"Hal ini untuk mencegah penularan kalau barangkali disekitar kita ada ada yang batuk, bersin atau berbicara keras," ujar Prof.Tjandra.
Baca juga: Kodam Jaya Imbau Masyarakat Rayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah Tanpa Kerumunan
Baca juga: Hakim Tunda Pembacaan Tuntutan Kasus Kerumunan Rizieq Shihab Hingga Setelah Idul Fitri
Ketiga, mempersingkat waktu seseorang dalam kerumunan maka akan lebih kecil kemungkinan tertular COVID-19.
Jika berlama-lama maka makin besar kemungkinan penularannya.WHO menyebutnya sebagai “shorter time periods with others are safer”.
"Ke semua hal di atas tentu harus dijalankan dengan penggunaan masker yang tepat dan baik serta kebiasaan selalu mencuci tangan," ungkap mantan direktur WHO SEARO.