Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa orang yang mencampurkan dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca memunculkan dampak lebih buruk dari efek samping pada umumnya.
Para Ilmuwan mengatakan bahwa negara-negara yang mencampur atau menggabungkan kedua vaksin ini harus bersiap menghadapi lonjakan masyarakat yang terpaksa mengambil cuti pasca mendapatkan dosis kedua.
Dikutip dari laman Business Insider, Selasa (18/5/2021), penemuan ini berasal dari hasil awal studi Com-COV yang mengamati efek pencampuran vaksin Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca.
Ditemukan bahwa reaksi ringan dan sedang terhadap vaksin, seperti kelelahan dan sakit kepala, lebih sering terjadi pada mereka yang mendapatkan vaksin berbeda pada dosis pertama dan kedua.
Efek sampingnya lebih parah jika dibandingkan mereka yang mendapatkan dua putaran vaksin yang sama.
Baca juga: Pakar Trombosis Belanda: Keputusan Penghentian Vaksin AstraZeneca Harus Didasari Sains, Bukan Emosi
Baca juga: Ahli Dari UI Laporkan Situasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca di 6 Negara Tetangga Indonesia
Ini terjadi pada siapapun yang menggunakan vaksin berbeda pada tiap dosisnya, terlepas dari vaksin mana yang digunakan terlebih dahulu.
Berikut adalah beberapa reaksi yang dilaporkan terjadi setelah pemberian dosis kedua vaksin:
Demam (ringan dan sedang)
- Pfizer dan Pfizer : 21 persen
- AstraZeneca dan AstraZeneca : 10 persen
- Pfizer dan AstraZeneca : 41 persen
- AstraZeneca dan Pfizer : 34 persen
Kelelahan (ringan dan sedang)
- Pfizer dan Pfizer : 55 persen
- AstraZeneca dan AstraZeneca : 50 persen
- Pfizer dan AstraZeneca : 68 persen
- AstraZeneca dan Pfizer : 77 persen
Dingin (ringan dan sedang)
Baca juga: Chicco Jerikho Pejamkan Mata Saat Jalani Vaksin Covid-19 Dosis 2, Tenyata Trauma Jarum Suntik
Baca juga: Jokowi: Mencari Vaksin Tidak Mudah, Baru ada 420 Ribu Dosis Vaksin untuk Gotong Royong
- Pfizer dan Pfizer : 24 persen
- AstraZeneca dan AstraZeneca : 12 persen
- Pfizer dan AstraZeneca : 46 persen
- AstraZeneca dan Pfizer : 38 persen