Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA -Singapura telah mengalami kemunduran besar dalam pertempurannya melawan virus corona (Covid-19), negara yang dianggap 'lebih terbiasa bertepuk tangan' ini sebelumnya disebut berhasil menangani pandemi dibandingkan negara lainnya.
Namun kini, 'negara kota' itu kembali pada kondisi sistem penguncian (lockdown) dan sibuk menghadapi pandemi.
Dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (18/5/2021), pemerintah Singapura saat ini tengah berjuang mencapai keseimbangan untuk pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, gelombang pertama pembatasan telah diumumkan pada Jumat lalu, para karyawan didorong untuk kembali bekerja dari rumah atau work from home (WFH), padahal mereka baru saja menjalani rutinitas seperti sebelumnya yakni bekerja di kantor.
Baca juga: Singapura Bidik Vaksinasi Usia Bawah 16 Tahun Pasca Temuan Kasus Covid-19 Pada Anak-anak
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Singapura Akan Berlakukan Sekolah Online Mulai Rabu
Restoran pun hanya membatasi pesanan untuk dibawa pulang saja, sementara jumlah mereka yang menghadiri acara keagamaan dan sosial juga dikurangi menjadi dua orang dari sebelumnya minimal 8 orang.
Para pejabat negara itu mengatakan pada Minggu malam bahwa sebagian besar kelas di sekolah akan ditutup sementara pada pertengahan pekan ini.
Hal itu karena mutasi mematikan dari Covid-19 yang kini turut menyerang anak-anak.
Bahkan pemerintah Singapura pun berencana melakukan vaksinasi terhadap anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Padahal sebagian besar populasi orang dewasa di negara itu belum memperoleh vaksinasi.