Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah berencana mulai melaksanakan program vaksinasi Gotong Royong Selasa (18/5/2021) hari ini.
Rencananya Presiden Joko Widodo beserta jajaran menteri terkait turut hadir secara virtual dalam vaksinasi yang berpusat di Jababeka, Cikarang, Bekasi.
Berikut seputar informasi tentang vaksinasi gotong royong yang dirangkum Tribunnews.com.
Baca juga: Jalani Vaksinasi Covid-19, Arya Saloka Ngaku Lebih Takut Hal Ini daripada Disuntik: Saya Deg-degan
Baca juga: Ketua Satgas IDI: Selain batch CTMAVT47, Vaksin AstraZeneca Aman Digunakan
Berapa Tarif Vaksin Gotong Royong?
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan resmi menetapkan harga dan tarif pelayanan maksimal vaksinasi Gotong Royong merk Sinopharm.
Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm Melalui Penunjukan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Tarif Maksimal Pelayanan untuk Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.
Aturan tersebut diteken oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada 11 Mei 2021.
Tertulis harga pembelian vaksin sebesar Rp 321.660 per dosis.Sementara tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 per dosis.
Dijelaskan bahwa harga pembelian vaksin tersebut merupakan harga tertinggi vaksin per dosis yang dibeli oleh badan hukum/badan usaha, sudah termasuk margin/keuntungan 20 persen, dan biaya distribusi franco kabupaten/kota, namun tidak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN).
Kemudian juga berlaku pada tarif maksimal pelayanan vaksinasi yang merupakan batas tertinggi atau tarif per dosis untuk pelayanan vaksinasi gotong royong yang dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan milik masyarakat/swasta, sudah termasuk margin/keuntungan 15% (lima belas persen), dan namun tidak termasuk pajak penghasilan (PPh).
Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong Dimulai Besok, Bio Farma Siapkan 500 Dosis Vaksin Sinopharm
Baca juga: Ada 22.700 Perusahaan Sudah Daftar untuk Ikut Vaksinasi Gotong Royong
Sebelumnya, keterangan serupa diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam Konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, (11/5/2021).
Adapun harga vaksin yang ditetapkan untuk program vaksinasi Gotong Royong ini telah disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, harga vaksin Sinopharm untuk program vaksinasi Gotong Royong dipatok Rp 375 ribu per dosis.
"Ini harga sudah ditetapkan harga vaksin Rp 375.000 per dosis dan penyuntikan nya Rp 125.000, sehingga totalnya Rp 500 ribu," kata Airlangga usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, (10/5/2021).
Pemberian vaksin Sinopharm sendiri akan terdiri dari dua dosis, dengan selang pemberian 21 sampai dengan 28 hari.
Gunakan Vaksin Sinopharm dan Cansino, Tersedia 500 Ribu Dosis untuk Vaksinasi Gotong Royong
Pemerintah memutuskan merk vaksin yang digunakan berbeda dengan vaksinasi nasional.
Salah satunya adalah vaksin asal Tiongkok, Sinopharm.
Untuk tahap awal ini, Wiku menerangkan pemerintah akan menggunakan 1 juta dosis vaksin Sinopharm yang telah tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Badan POM RI menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) terhadap Vaksin Sinopharm.
Vaksin produksi Beijing Bio Institute Biological Product ini berdasarkan hasil uji klinik fase III memiliki efikasi 78 persen dengan efek samping kategori ringan.
"Studi klinik fase tiga yang telah dilakukan Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain dengan subyek 42 ribu orang menunjukkan efikasi vaksin sebesar 78 persen," ujar Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam acara Konferensi Pers terkait Penerbitan EUA Vaksin Sinopharm yang disiarkan secara virtual, Jumat (30/4/2021).
Ia menerangkan, kejadian efek samping lokal yang sering dilaporkan adalah bengkak, rasa sakit, kemerahan
"Itu termasuk ke kategori ringan sangat kecil sekitar 0,01 persen kejadian sangat jarang. Dari aspek keamanan aman," terang perempuan berhijab ini.
Selain Sinopharm, vaksin lain yang dipersiapkan untuk program vaksinasi Gotong Royong yaitu Cansino sebanyak 5 juta dosis.
Juru Bicara Pemerintah untuk vaksinasi dari Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, saat ini stok vaksin Sinopharm yang siap digunakan dalam program vaksinasi Gotong Royong sebanyak 500 ribu dosis.
"Rencana vaksinasi Gotong Rotoyong dimulai besok (Selasa, 18 Mei 2021) dengan vaksin dari Sinopharm. Stok saat ini tersedia 500 ribu dosis," ujar Bambang melalui pesan singkatnya, Senin (17/5/2021).
Hari Ini 600 Karyawan Ikuti Vaksinasi
Sekitar 600 karyawan Marunda Refinery Sinar Mas Agribusiness and Food mendapatkan vaksinasi menggunakan vaksin Sinopharm.
Dan kemudian secara bertahap menjangkau hingga 3.000 karyawan.
Selain itu, 19 perusahaan yang mengawali Vaksinasi Gotong Royong, bergabung juga Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas memvaksinasi 4.000 orang karyawannya di PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang Mill.
"Vaksinasi Gotong Royong tidak semata upaya melindungi karyawan kami, namun lebih luas lagi adalah komitmen sektor industri guna bersama-sama mempercepat terbangunnya kekebalan komunitas guna memutus rantai penyebaran Covid-19,” ujar Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin dalam keterangan yang diterima, Senin (17/5/2021).
Diketahui, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), kegiatan vaksinasi ini menjadi tanggungan sektor industri, dan berlangsung di luar fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah.
Serta vaksin yang digunakan pun berbeda dengan program pemerintah yang tengah berlangsung.
22.700 Perusahaan Telah Daftar
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani
menyampaikan, sejak Februari-Maret 2021 sudah hampir 17.832 perusahaan yang mendaftar ke KADIN.
"Jumlah pesertanya hampir mencapai 8,6 juta. Sekali lagi, niatan KADIN ini, untuk bisa membantu Pemerintah,mencapai herd immunity,” ujar Shinta dalam diskusi virtual KCPEN, Jumat (7/5/2021).
“Karena jumlah yang datang ini juga bertahap dan awalnya terbatas, kita tidak mungkin bisa sekaligus semua. Jadi, memang perusahaan yang mendaftar ini juga harus bersabar, ya, untuk mendapatkan gilirannya nanti,” lanjut dia.
Shinta Widjaja Kamdani menyatakan, puluhan ribu perusahaan tidak keberatan mengikuti vaksinasi gotong royong.
Shinta menjelaskan, 22.700 perusahaan telah siap berpatisipasi dalam kegiatan tersebut demi mendorong pemulihan ekonomi nasional.
"Perusahaan yang sudah mendaftar sampai tahap III ada 22.700," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Senin (17/5/2021).
Menurut dia, semua perusahaan yang turut mendaftar tersebut pastinya sudah memiliki kemampuan dari sisi finansial untuk mengadakan vaksin bagi karyawan.
"Perusahaan yang partisipasi vaksin gotong royong tidak keberatan dengan harga tersebut," kata Shinta.
Kendati demikian, dia menambahkan, penyuntikan dosis vaksin ke pegawai akan dilakukan beberapa tahap karena terkendala pasokan.
"Namun, karena suplai vaksin terbatas, maka dibuat secara bertahap," pungkasnya.
Gratis bagi Karyawan Tapi Dianggap Bebani Pengusaha
Pemerintah telah mematangkan peraturan vaksinasi Gotong Royong.
Nantinya biaya vaksinasi ditanggung penuh oleh perusahaan, tidak boleh dibebankan kepada karyawan atau buruh.
Langkah ini menghindari terjadinya komersialisasi vaksin COVID-19. Pengadaan vaksin untuk program Gotong Royong ini pun dilakukan oleh Pemerintah atau BUMN.
Namun dalam pelaksanaan vaksinasinya itu nanti, akan menggandeng pihak swasta.
“Prinsip dasarnya adalah supaya terjadi percepatan herd immunity,” terangnya Jubir Menteri BUMN dan Koordinator Komunikasi Publik KPCPEN Arya Sinulingga beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Opsi) Timboel Siregar menilai harga pembelian vaksinasi gotong royong sebesar Rp321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis relatif mahal.
Menurutnya, vaksin Covid-19 produksi Sinopharm melalui penunjukan PT Bio Farma (Persero) ini akan membebani pengusaha
“Tentunya harga yang ditetapkan Pemerintah ini relatif sangat mahal dibandingkan vaksinasi program yang seluruhnya dibiayai oleh Pemerintah,” kata Timboel kepada wartawan, Senin (17/5/2021).
Artinya apabila satu pekerja menerima dua kali vaksin gotong royong biaya yang diperlukan Rp879.140 per pekerja.
“Ini akan membebani pengusaha, terlebih lagi bagi pengusaha yang memiliki banyak pekerja (pada sektor padat karya),” tukas Timboel.
(Tribunnews.com/Rina Ayu/Yanuar Riezqi Yovanda/Reynas Abdila/Anita K Wardhani)