Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung lebih dari satu tahun berdampak pada semua sektor, mulai dari perekonomian hingga pendidikan.
Seperti yang dialami remaja bernama Kaka Ridhofa yang kini tengah menjalani Sekolah Menengah.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini pun harus rela kehilangan sang ayah akibat Covid-19, satu-satunya orang tua yang ia miliki.
Baca juga: Dilarang BPOM, Ini Bahaya Mengkonsumsi Lianhua Qingwen Capsules Sebagai Obat Covid-19
Pada 2020, sang ayah yang bekerja sebagai buruh pabrik tidak hanya kehilangan pekerjaan karena menjadi salah satu karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), namun juga meninggal akibat virus tersebut.
Ayah Kaka sebelumnya memang memiliki riwayat penyakit paru, sehingga kondisi inilah yang membuat kesehatan sang ayah kian menurun.
Selain itu, kondisi perekonomian keluarga Kaka yang serba kekurangan pun membuat sang ayah sulit memperoleh layanan kesehatan yang memadai.
Baca juga: Dilarang BPOM, Ini Bahaya Mengkonsumsi Lianhua Qingwen Capsules Sebagai Obat Covid-19
Karena sang ayah tidak memiliki biaya untuk menjalani pengobatan di rumah sakit atau setidaknya melakukan tes kesehatan, hingga akhirnya meninggal dunia.
Meninggalnya sang ayah tentu membuat Kaka menjadi anak yatim piatu, karena sebelumnya pada 2019 lalu ia dan dua saudaranya harus kehilangan Ibu akibat komplikasi dan serangan jantung.
Kaka menjelaskan bahwa setelah menjadi korban PHK, sang ayah bekerja serabutan hanya untuk memenuhi kebutuhan ia dan dua saudaranya.
Saat hasil yang diperoleh dari kerja serabutan itu tidak dapat mencukupi kebutuhan mereka, sang ayah pun terpaksa meminjam uang kas PKK di wilayah rumahnya.
Baca juga: Untuk Pencegahan Covid-19, Pemudik dari Sumatera Harus Penuhi Syarat Ini Jika Ingin Balik ke Jawa
Selain itu, tetangga sekitar pun terkadang turut membantu meringankan beban sang ayah.
"Selama di-PHK, bapak bekerja serabutan untuk membiayai saya sekolah dan mencukupi kehidupan sehari-hari, jika tidak mencukupi bapak berhutang di kas PKK RT dan terkadang tetangga sekitar juga ikut membantu," kata Kaka, dalam keterangan resmi, Selasa (18/5/2021).
Kisah Kaka ini merupakan satu dari begitu banyak cerita miris yang terjadi di masa pandemi, saat kelesuan ekonomi semakin membuat ekonomi warga tidak mampu kin terpuruk.
Di masa pandemi ini, anak-anak yang masih bersekolah tentunya diwajibkan untuk melakukan kegiatan belajar di rumah dan mereka membutuhkan internet maupun gadget yang memadai seperti smartphone agar proses belajar berlangsung lancar.
Baca juga: 4 Juta Dosis Vaksin Novavax Diperkirakan Tiba di Indonesia pada Juni - Juli
Namun tidak semua anak beruntung dan memiliki ekonomi serta fasilitas memadai dalam mengakses sistem belajar secara online ini.
Oleh karena itu, brand minuman isotonik YUZU memberikan bantuan berupa smartphone kepada Kaka dan 29 anak lainnya yang dihimpun dari dukungan masyarakat yang berpartisipasi dalam kampanye #YUZUBikinLebih.
Dalam memberikan bantuan ini kepada 30 anak yang kurang mampu itu, brand ini menggandeng Dompet Dhuafa untuk menyalurkannya.
Baca juga: KILLCOVID19 dan Kompas Gramedia Donasikan Alkes dan Al-Quran untuk Masjid Istiqlal
"Terima kasih untuk masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam kampanye ini, begitupun untuk YUZU yang telah membuat aktivitas ini, kami sangat bersyukur karena banyak adik-adik yang terbantu dengan adanya donasi ini," kata Partnership Dompet Dhuafa, Dian Sukma.
Perlu diketahui, penghimpunan bantuan ini telah dilakukan selama bulan Ramadan kemarin melalui ajakan terhadap masyarakat untuk ikut berdonasi melalui kampanye #YUZUBikinLebih.
Cara donasinya sangat sederhana yakni masyarakat hanya cukup berbagi cerita di kolom komentar Instagram @yuzuindonesia terkait kebaikan yang pernah mereka terima dengan menyertakan #YUZUBikinLebih.
Setelah itu, YUZU kemudian melakukan konversi cerita tersebut menjadi bantuan untuk remaja yatim maupun piatu korban Covid-19.
Sepanjang periode program yang berlangsung sejak 19 hingga 25 April 2021, cerita kebaikan yang terkumpul lewat kampanye #YUZUBikinLebih ini mencapai lebih dari 1.000 komentar yang kemudian dikonversikan menjadi bantuan sebesar Rp 50.000.000 dan disalurkan melalui Dompet Dhuafa.
Seperti yang disampaikan Brand Manager YUZU, Fiona Indriani Ranti.
"Dalam masa Ramadan ini kami ingin mengajak teman-teman YUZU untuk tetap menyebarkan energi positif dengan melakukan kebaikan-kebaikan kecil meskipun kita masih mengalami kondisi sulit di masa COVID-19. Kali ini, kebaikan-kebaikan dari teman-teman YUZU akan digunakan untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 seperti remaja yatim maupun piatu yang masih duduk di bangku sekolah SMP-SMA namun mengalami kesulitan selama SFH (School From Home)," kata Viona.