"Itu yang kita takutkan apabila tidak ada perubahan terkait kemauan masyarakat untuk dites," ungkapnya.
Diketahui, terjadi sejumlah kerumunan masif di berbagai lokasi wisata dalam momen libur lebaran kemarin.
Khususnya pada akhir pekan, 15-16 Mei 2021.
Baca juga: Varian Baru Jadi Ancaman, Menkes Terbitkan Panduan Percepatan dan Pengendalian Covid-19
Bayu menyebut, kenaikan kasus akan terlihat setidaknya seminggu setelah momen tersebut.
"Efeknya terlihat beberapa hari atau seminggu lebih pasca lebaran, itu titik-titik krusialnya," ungkap Bayu.
Persiapan Pemerintah
Sementara itu diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, rumah sakit (RS) secara nasional bersiap untuk menghadapi potensi kenaikan kasus Covid-19 pasca Lebaran.
Budi Sadikin menyebut, setelah libur panjang ada potensi kenaikan kasus 30 hingga 80 persen.
Ia menyebut, RS telah mempersiapkan ketersediaan tempat tidur untuk penanganan Covid-19.
"Antisipasi sudah kita lakukan, total tempat tidur tersedia isolasi untuk pasien Covid secara nasional ada 70 ribu, keterisian ada 20 ribu," ungkap Budi Sadikin dalam keterangan pers di Istana Negara, Senin (17/5/2021).
Sehingga, lanjut Budi, masih ada cadangan sebanyak 50 ribu, atau 250 persen dari keterisian tempat tidur isolasi.
Baca juga: Fatin Shidqia Terpapar Corona, Sempat Pakai Alat Bantu Oksigen, Kini Membaik Tapi Masih Diinfus
Sementara itu untuk tempat tidur ICU, Indonesia mempunyai 7.500 tempat tidur ICU untuk Covid-19.
"Per kemarin yang terisi 2.500. Jadi masih memiliki kapasitas tambahan sekitar 200 persen," ungkapnya.
Meski ketersediaan tempat tidur rumah sakit masih memadai, Budi berharap tidak ada kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan.