Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA -- Pemerintah meyakini bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia sekarang ini masih ampuh melawan varian delta virus Corona B1617.2 yang tersebar di sejumlah daerah.
Efektivitas vaksin yang digunakan di Indonesia baik itu Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, dan lainnya di atas 50 persen.
"Secara keseluruhan, sekarang ini masih. Karena efektivitas di atas 50 persen masih terpenuhi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam Konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, (15/6/2021).
Baca juga: Sebaran 145 Varian Baru Corona Ada di 12 Provinsi di Indonesia, Didominasi Varian Delta
Terkait varian virus baru tersebut, Wiku mengatakan bahwa pada prinsipnya setiap virus pasti akan mengalami mutasi. Virus melakukan mutasi untuk bertahan hidup.
"Dan proses mutasi dia, bisa berlangsung terus menerus apabila potensi untuk menular tersedia. Atau penularan tetap terjadi," katanya.
Para ahli kesehatan di dunia, kata Wiku terus melakukan penelitian terhadap mutasi virus yang terjadi. Termasuk efektivitas vaksin yang dikembangkan terhadap virus Corona yang bermutasi.
Baca juga: Hasil Penelitian UGM, 28 dari 34 Sampel Spesimen Covid-19 di Kudus adalah Virus Corona Varian Delta
"Penelitian lebih lanjut harus selalu dilakukan agar vaksin yang dipakai adalah vaksin yang efektif," katanya.
"Artinya semua akan melihat kondisi ini dan memastikan bahwa vaksinasi yang dilakukan benar-benar bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang divaksinasi," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa varian virus Corona B1617.2 India mendominasi penyebaran Covid-19 di Kudus (Jateng), Bangkalan (Jatim), dan DKI Jakarta.
Hal itu kata Budi telah dilaporkan kepada Presiden Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (14/6/2021).
Baca juga: Pemuda Aceh Digerebek saat Bersama Istri Orang, Sempat Acungkan Pisau dan Begini Nasibnya
"Kami juga menambahkan melaporkan juga ke beliau (Jokowi), kenapa ini penting karena beberapa daerah seperti Kudus kemudian, DKI Jakarta dan juga di Bangkalan memang sudah terkonfirmasi varian deltanya atau B1617.2 atau juga varian dari India mendominasi," kata Budi usai rapat terbatas.
Kondisi tersebut kata Budi menjadi perhatian serius. Meskipun belum terbukti lebih mematikan varian virus Corona tersebut telah terbukti penyebarannya lebih cepat.
"Karena ini penularannya lebih cepat walaupun tidak lebih mematikan," katanya.
Presiden kata Budi telah memerintahkan untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 serta memperketat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Ke-dua langkah tersebut diharapkan dama meminimalisir penyebaran varian baru Corona.
"Arahan bapak presiden tadi bahwa, satu implementasi di lapangan untuk penerapan PPKM mikro, dan kedua akselerasi vaksinasi dijalankan," pungkasnya.