TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi Pasar Pecinan di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Dengan menggunakan sepeda, Ganjar masuk ke lapak-lapak pedagang sambil mensosialisasikan terkait bahaya virus Covid-19 varian Delta.
Momen ini diunggah oleh Ganjar melalui media sosial milik pribadinya di Instagram @ganjar_pranowo, Rabu (16/6/2021) lalu.
Pada kesempatan ini Ganjar menyampaikan virus varian Delta telah masuk ke Indonesia.
Dengan diselipkan candaan, Ganjar mengabarkan kepada para pedagang bahwa penularan virus ini sangat mudah dan cepat.
"Ini ada yang varian India (Delta), ini virusnya joget-joget, nularnya gampang," terang Ganjar.
Baca juga: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo: Pandemi Hantam 440 Perusahaan di Jawa Tengah
Baca juga: Tinjau Pasien Covid-19 di Asrama Donohudan, Ganjar Apresiasi Warga yang Bersedia Diisolasi Terpusat
Ganjar mengatakan masyarakat tidak boleh menyepelekan jenis varian baru Covid-19, karena varian Delta ini termasuk virus ganas.
"Ini (jenis varian Delta) Covidnya ganas ya!" kata Ganjar.
Bahkan rumah sakit saat ini penuh pasien Covid-19.
"Saya kasih tau bapak ibu, sekarang rumah sakit penuh semua," terang Ganjar.
Untuk itu, Ganjar menyerukan pentingnya masyarakat untuk senantiasa jaga jarak dan menggunakan masker.
"Banyak orang yang sakit, banyak yang meninggal, (maka dari itu) atur jarak, pakai masker!" imbau Ganjar.
Dalam imbauannya ini, Ganjar juga berharap para pedagang sehat.
"Saya hanya berdoa, semua sehat," harap Ganjar.
Baca juga: Tanggapi Soal Pembukaan Pembelajaran Tatap Muka, Ganjar: Ya Saya Evaluasi, Daerah Merah Nggak
Dalam kesempatan yang sama, Ganjar juga mengatakan akan menutup pasar jika terdapat pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kalau ada yang sakit, disini (pasar) ada yang positif, (maka) pasarnya ditutup, kan nggak enak," kata Ganjar.
Dalam lokasi yang sama, Ganjar juga menemukan warga yang tidak menggunakan masker.
Masker yang dibawa pedagang hanya dikalungkan.
Melihat ada warganya yang tidak tertib, Ganjar lantas menegur pedagang tersebut.
"Hayo kalau jualan, maskernya dipakai ya, jangan hanya dibuat kalung saja!" ujar Ganjar pada seorang pedangan di pasar.
Saat berkeliling pasar, Ganjar juga meminta warga yang belum divaksin untuk segera mendaftarkan diri di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Sudah pada vaksin belum? kalau belum sana daftar di Pemprov, suntik sekarang biar sehat!" ujar Ganjar kepada seorang pedagang.
Baca juga: Satgas Covid-19 Temukan 2 Warga Kudus Positif Saat Gelar Tes Antigen Acak di Pusat Perbelanjaan
Sambil berkeliling ia juga membagikan masker kepada orang-orang yang mengenakannya.
"Bapak-ibu baik yang jual maupun yang beli, maskernya dipakai!" perintah Ganjar.
Kemenkes Sebut Varian Delta India Miliki Tingkat Penularan 60 Persen Lebih Cepat dari Varian Inggris
Jubir Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian virus Covid-19 dari India, Delta, memiliki tingkat penularan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan varian dari Inggris.
Bahkan, tingkat penularan varian Delta ini dapat mencapai 60 persen lebih cepat dari varian Inggris.
Dikutip dari Kompas Tv, Kamis (17/6/2021), Siti Nadia mengatakan varian jenis Delta dari India ini berbeda dengan varian dari Afrika.
Untuk diketahui, varian dari Afrika memiliki karakter yang dapat memperparah penyakit bawaan dari pasien.
"Varian baru asal Afrika akan membuat penyakit menjadi lebih berat, (sedangkan) varian dari India meningkatkan penularan hingga 60 persen dari Inggris," terang Siti Nadia, dalam wawancaranya, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Pemerintah Teliti Keterkaitan Munculnya Varian Delta dengan Melonjaknya Kasus Covid-19 di Indonesia
Siti Nadia mengatakan masuknya varian ini mengharuskan kita untuk menjadi lebih waspada.
Mengingat, selain varian baru yang masuk, Indonesia masih sedang dalam penanganan jumlah kasus yang mengalami lonjalan pasca libur lebaran.
"Ini yang kini menjadi kewaspadaan kita, ditengah lonjakan kasus yang terjadi karena pergerakan mobilitas kita yang tinggi pasca lebaran, ditambah lagi karena beredarnya varian baru, masalah ini yang saat ini kita hadapi," terang Siti Nadia.
Meski demikian, Siti Nadia meminta masyarakat untuk tetap tenang menanggapi hal ini.
Mengingat, program vaksinasi yang dilakukan pemerintah ini masih sangat efektif untuk mengatasi jenis varian yang masuk ke Indonesia.
"Sampai saat ini, varian ini (Delta dari India ini masih bisa diatasi) tentunya dengan vaksin-vaksin yang ada."
"Baik yang digunakan pada vaksin gotong-royong maupun vaksin program pemerintah (dirasa) masih sangat efektif untuk mengatasi pandemi untuk memberikan proteksi dan perlindungan kepada kita," terang Siti Nadia.
Baca juga: Daftar Sebaran 104 Kasus Corona Varian Delta di Indonesia, Terbanyak Ada di Jawa Tengah
Dalam kesempatan ini, Siti Nadia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap ketat dalam menaati protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker dan tidak berkerumun.
"Dalam mengantisipasi kasus penularan varian baru covid-19, Siti menyebut protokol kesehatan yang sangat ketat perlu dilakukan," ujar Siti Nadia.
Jika diperlukan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan PPKM Mikro pada daerah masing-masing.
Termasuk dengan lebih memperketat testing, tracing hingga treatment.
"Pembatasan mobilitas harus dilakukan dan 3 T perlu ditingkatkan," kata Siti Nadia.
Siti menengaskan, hal ini harus tetap ditekankan kepada masyarakat, karena pada prinsipnya varian baru ini tidak akan berkembang jika tidak menemukan tempat untuk tumbuh.
"Pada prinsipnya, varian baru ini selama dia tidak menemukan manusia untuk tempat tumbuh dan berkembang biak, maka dia akan kalah dengan sendirinya."
"Tentunya dengan adanya PPKM mikro secara ketat akan sangat efektif (untuk mencegah berkembangnya virus ini)," kata Siti Nadia.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)