"Varian Delta atau yang baru, gejalanya lebih banyak sakit kepala, tenggorokan dan pilek. Seperti kena flu berat," terangnya.
Varian delta dinilai lebih menular daripada corona sebelumnya, sebab virus ini merupakan mutasi.
Baca juga: Kemenkes Sebut Varian Delta India Miliki Tingkat Penularan 60 Persen Lebih Cepat dari Varian Inggris
"Mengapa Delta lebih menular? Karena varian ini memiliki mutasi yang membantunya menyebar sekaligus menghindari sistem imunitas secara parsial," jelas Zubairi.
Berdasarkan jurnal riset di The Lancet, kata Zubairi, orang dengan varian delta ini lebih berisiko masuk rumah sakit dua kali lipat dibandingkan varian Alpha dari Inggris.
"Varian ini mengkhawatirkan? Analisis di The Lancet menunjukkan bahwa risiko masuk rumah sakit dua kali lipat pada mereka yang memiliki varian Delta--dibandingkan dengan Alpha (Inggris). "
"Risiko juga meningkat pada mereka yang memiliki komorbid," tutur dia.
Baca juga: Sakit Kepala dan Pilek, Gejala Covid-19 yang Berkaitan dengan Varian Delta atau Varian India
Sementara itu, bagaimana terkait vaksin Covid-19 melawan virus varian delta ini?
Zubairi menurutkan, vaksin Covid-19 dapat melindungi dari varian delta, dengan efektivitas hingga 90 persen.
"Vaksin melindungi kita dari varian ini? Kabar baiknya iya. Studi di Inggris terhadap belasan ribu orang yang terinfeksi Delta mengungkap itu."
"Pfizer-BioNTech memberikan 96 persen perlindungan, sementara AstraZeneca memberikan 92 persen," katanya.
Melihat varian delta ini, Zubairi berharap kasus Covid-19 di Indonesia tak melonjak seperti India.
Zubairi meminta pemerintah dapat melakukan evaluasi secara berkala menghadapi varian delta ini.
"Apa yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat? Tegas, monitoring dan evaluasi secara berkala. Mari kita bahu membahu melewati keadaan ini. Tetap pakai masker dan berjarak. Bismillah," pungkas dia.
Studi Inggris Sebut Vaksin Pfizer & AstraZeneca Bisa Melawan Corona Varian Delta hingga 90 %