News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Penyebab Covid-19 di Jakarta Melonjak Versi Wagub, Reaksi Kapolda dan Pangdam

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kegiatan Pasien OTG saat menjalani isolasi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat

TRIBUNNEWS.COM - Buntut melonjaknya kasus Covid-19 di DKI Jakarta membuat berbagai pihak bertindak.

Mereka para pemangku kepentingan bersiap melakukan penanganan untuk menekan penyebaran virus corona di ibu kota.

Seperti halnya Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya melakukan pertemuan mendadak demi membahas upaya yang akan dilakukan.

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan vaksinasi sesuai target Presiden Jokowi.

Baca juga: POPULER Nasional: Selebaran Hadiri Sidang Rizieq | Sebaran 104 Corona Delta

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut kasus covid-19 di Jakarta terkendali.

Ia juga menyatakan penyebab tingginya kasus covid-19 di Jakarta belakangan.

Mengutip dari TribunJakarta.com, Riza Patria angkat bicara menanggapi pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.

Ia tak setuju dengan penilaian Kapolda soal kondisi penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta ini.

Sebelumnya Kapolda menyebut Jakarta sedang tidak baik-baik saja.

Ahmad Riza Patria atau Ariza menilai, penyebaran Covid-19 di ibu kota saat ini masih cukup terkendali.

Baca juga: Panglima TNI: Pentingnya Sinergi 4 Pilar Dalam Penegakan PPKM Mikro di Kota Madiun

"Kasusnya memang tinggi, tapi semua masih dalam kendali, dalam kontrol, dalam pengawasan, dalam kendali," ucapnya, Kamis (18/7/2021) malam.

Tes PCR Masif

Politisi Gerindra ini berkilah, tingginya kasus Covid-19 di Jakarta tak terlepas dari masifnya tes PCR yang dilakukan Pemprov DKI dalam beberapa pekan terakhir.

"Kasut tinggi disebabkan karena tes PCR kita tinggi ya, sampai sembilan kali lipat dari standar WHO," ujarnya.

Selain itu, angka kesembuhan dari Covid-19 di DKI Jakarta masih sangat tinggi, di atas angka 90 persen.

Tingkat kematian atau fatality rate pun masih di bawah angka dua persen.

"Angka kesembuhan masih banyak ya, 93,8 persen dan angka kematian 1,7 persen," kata Ariza.

Rapat Dadakan

Pangdam Jaya Mayjen TNI Mulyo Aji bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat menggelar konferensi pers di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Jumat (18/6/2021). (Rizki Sandi Saputra)

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Pangdam Jayakarta Mayjen TNI Mulyo Aji menggelar pertemuan mendadak di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Diketahui, pertemuan itu terjadi usai sebelumnya Fadil mengatakan bahwa Jakarta sedang tidak baik-baik karena lonjakan pasien Covid-19 dalam beberapa hari terakhir di Jakarta.

Mulyo Aji mengatakan pihaknya bersama jajaran Polda Metro melaksanakan evaluasi terkait penanganan Covid-19.

"Dihadapkan kepada dua target yang harus dicapai oleh DKI yaitu herd immunity dan PPKM. Ini kita evaluasi terus," kata Mulyo di lokasi, Jumat (18/6/3021).

Evaluasi ini, dikatakan Mulyo, sebab kondisi terakhir di DKI di mana pasien Covid-19 mengalami peningkatan. Pihaknya tengah mendiskusikan penguatan data untuk dibawa ke Pemprov DKI siang nanti.

"Kita cocokkan apakah data-data tadi valid dan kita akan menggunakan langkah yang terukur untuk menyelesaikannya," katanya.

Data-data tersebut, dikatakan Mulyo, terkait masyarakat yang melakukan kontak pasien positif Covid-19 dan berdampak pada penularan.

"Kita ukur nanti, cocokkan dengan Pemda setelah kita dapatkan angka. Tadi makanya kita akan sampaikan langkah-langkah lebih lanjut agar kegiatan dapat lebih terukur," pungkas eks Aspers KASAD tersebut.

Tak Baik-baik Saja

Sebelumnya, Irjen Fadil Imran mengatakan situasi ibu kota saat ini sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Saya titip salam kepada teman-teman wartawan, sampaikan kepada masyarakat, Jakarta sedang tidak baik-baik saja, angka Covid terus naik," ungkap Fadil kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta (17/6/2021).

Fadil menyebut bahwa jumlah pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit rujukan di Jakarta terus bertambah.

"Mari jaga diri, jaga keluarga supaya taat prokes, supaya kita cepat keluar dari persoalan pandemi ini," kata Fadil.

80 Persen Kamar

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, 5 Organisasi Profesi Dokter Minta Pemerintah Lakukan Hal Ini

Diketahui, kenaikan kasus aktif Covid-19 di Indonesia kembali terjadi sejak dua minggu terakhir, tercatat per tanggal 16 Juni 2021, terdapat penambahan 9.944 orang terkonfirmasi positif dan menjadikan total kasus aktif di Indonesia menjadi 120.306 kasus.

"Angka keterisian ruang gawat darurat dan tempat tidur di rumah sakit sudah mengkhawatirkan, Bed Occupancy Ratio sudah lebih dari 50 persen di beberapa daerah, bahkan sudah mencapai 100 persen," ujar Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jakarta (16/6/2021).

Lonjakan jumlah pasien yang drastis tercatat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.

Hingga saat ini, 80 persen tempat tidur yang tersedia telah dihuni oleh pasien positif yang dikarantina.

"Per pagi ini saja, laporan dari RSDC Wisma Atlet menyatakan bahwa ada 488 orang terkonfirmasi positif yang baru masuk untuk menjalani perawatan, setelah beberapa hari yang lalu ada 625 pasien datang bersamaan dalam satu hari," sambung Reisa.

Varian Delta yang merupakan varian baru dari virus SARS-Cov-2 telah dikonfirmasi beredar di Jawa Tengah dan juga terdapat kemungkinan sudah beredar di daerah lain.

"Varian apapun yang akan muncul sebagai akibat mutasi alami virus, tidak mungkin akan menjangkiti kita dan orang orang lain apabila semua tindakan pencegahan kita lakukan," ujar Reisa.

Reisa menegaskan bahwa memakai masker merupakan cara jitu untuk melawan varian virus baru dan Covid-19 secara umum, mengingat virus SARS-Cov-2 menular melalui droplets.

"Masker yang dipakai pun harus yang ampuh menangkal droplets masuk ke tubuh kita lewat rongga mulut dan hidung," jelas Reisa.

Masker medis yang sebaiknya digunakan merupakan masker yang sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan. Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya menggunakan masker yang terdiri dari minimal tiga lapis.

Membuka masker dapat dilakukan pada saat makan dan minum atau olahraga, dengan syarat tetap menjaga jarak aman dengan orang lain minimal dua meter.

"Jangan buka masker di ruang tertutup yang banyak orangnya. Saya jelaskan lagi bahwa virus adalah makhluk mikro organisme yang dapat saja melayang di udara ruang tertutup atau bersifat aerosol," tegas Reisa.

Kata Anies

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berada di Kantor PMI DKI Jakarta, Senin (14/6/2021)/Lusius Genik. (Lusius Genik/Trbunnews.com)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memenuhi target yang diberikan pemerintah pusat agar vaksinasi Covid-19 tembus angka 100 ribu per hari. 

Beberapa waktu lalu, Jokowi menargetkan vaksinasi Covid-19 untuk dosis pertama di DKI Jakarta dapat mencapai 7,5 juta orang pada akhir Agustus 2021.

Untuk mencapainya, Pemprov DKI Jakarta harus mengejar target vaksinasi harian sebesar 100.000 orang. 

“Alhamdulillah, mulai kemarin angka ini sudah tercapai. Namun, tugas kita sekarang adalah mempertahankan angka itu secara konsisten dan bahkan terus meningkatkannya,” ungkap Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, pada Jumat (18/6/2021).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, capaian vaksinasi DKI Jakarta pada Kamis (17/6) sebanyak 102.548 orang. Perlu diketahui, sejatinya ada sebanyak 107.651 orang yang datang ke lokasi vaksinasi kemarin.

Namun, ada sekitar 5.000 pendaftar yang harus menunda vaksinasi karena tidak lolos screening kesehatan.

Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mengapresiasi antusiasme masyarakat, baik warga ber-KTP DKI Jakarta maupun warga bekerja/bersekolah yang berdomisili DKI Jakarta, dalam mengikuti vaksinasi Covid-19.

Anies juga menjelaskan, untuk meningkatkan minat masyarakat mengikuti vaksinasi, selain melakukan sosialiasi dan edukasi pada masyarakat, Pemprov DKI Jakarta melakukan beberapa pendekatan sebagai strategi percepatan serbuan vaksinasi di Ibu Kota, sebagai berikut:

1. Berbasis komunitas

• Pengerahan warga di tingkat RT/RW
• Pengerahan asosiasi informal dan sektor ekonomi tertentu, seperti asosiasi dan paguyuban
• Percepatan di komunitas- besar besar seperti rusun dan apartemen
• Pengelolaan kelompok khusus, seperti kelompok disabilitas dan orang terlantar.

2. Berbasis tempat kerja/institusi pendidikan/institusi lainnya

• Vaksinasi di perkantoran/perusahaan
• Vaksinasi di lembaga pendidikan
• Vaksinasi di lembaga permasyarakatan

3. Berbasis tempat umum.

• Vaksinasi di tempat perbelanjaan dan pasar tradisional
• Vaksinasi di bandara, terminal, dan stasiun.
• Vaksinasi di tempat keramaian lain

“Pemprov DKI Jakarta bersama Pangdam Jaya dan Polda Metro Jaya membentuk Gugus Tugas Pelaksanaan Serbuan Vaksinasi dengan posko di Balai Kota. Untuk diketahui juga, pelaksanaan vaksinasi dipantau secara real time dan dilakukan evaluasi seminggu dua kali untuk memperoleh umpan balik pelaksanaan di lapangan dan dilakukan perbaikan jika diperlukan,” tuturnya.

Untuk melakukan vaksinasi, warga dapat langsung ke tempat vaksinasi. Namun, untuk mempercepat proses vaksinasi, warga disarankan mendaftar online melalui aplikasi JAKI atau situs corona.jakarta.go.id/vaksinasi. Dengan mendaftar secara online, warga dapat memilih waktu dan tempat vaksinasi sendiri, sekaligus bisa melakukan pre-screening tes online.

Saat ini, sudah disiapkan 326 sentral/lokasi vaksinasi di Jakarta dan akan terus ditingkatkan sesuai kebutuhan. Untuk menemukan tempat vaksinasi, warga juga mengeceknya melalui aplikasi google maps. Hanya dengan menuliskan “vaksin COVID-19”, warga dapat menemukan lokasi serta dibantu informasi jalur menemukan lokasi yang dipilih.

Adapun kategori warga 18+ yang dapat divaksinasi di DKI Jakarta adalah:

Warga ber-KTP DKI Jakarta, Warga ber-KTP dari luar DKI Jakarta tetapi berdomisili di DKI Jakarta (membawa keterangan domisili diperoleh dari petugas RT, tidak harus dari ketua RT). 

Selain itu Pekerja di DKI Jakarta yang ber-KTP dari luar DKI Jakarta (membawa keterangan dari tempat kerja).

Sementara itu, mereka yang tidak dapat divaksin adalah, warga yang sedang wakit atau demam dengan suhu >37.5 C, Sedang hamil, mengidap hipertensi (tensi >180/110mmHg) dan tetap tinggi setelah pemeriksaan, mengidap penyakit jantung berat dan dalam keadaan sesak, memiliki alergi berat, meengidap autoimun, sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah, dan sedang mendapat pengobatan imunosupresan.

Berita lainnya penanganan covid-19

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Reza Deni, Fahdi Fahlevi, Taufik Ismail/TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini