TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Whole Genum Sequencing (WGS) terus dilakukan karena dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan kesehatan yang tepat.
Dan hasil WGS digunakan untuk mengendalikan distribusi varian COVID-19 yang menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Pemerintah juga berkomitmen mempercepat proses WGS di laboratorium dari yang sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu, menjadi 1 minggu.
"Semakin cepat rentang waktu pemeriksaan ini, diharapkan data yang didapat semakin aktual dan dapat dilakukan penanganan yang cepat," Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (17/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: WFH untuk Cegah Penularan Covid-19 Akibat Mobilisasi Pegawai, Karyawan Tak Boleh ke Daerah Lain
Baca juga: WHO Umumkan 6 Hal Penting Varian Delta, Pakar Sarankan Penanganan Corona di Indonesia Harus Maksimal
Meski demikian, pemeriksaan strain virus bukanlah kewajiban mutlak pad kasus positif.
Karena WGS memiliki metode khusus. Dan tidak semua kasus positif layak dilacak genomiknya.
Misalnya kasus dengan gejala tidak biasanya maupun kasus pada pelaku perjalanan luar negeri dan lain-lain.
Untuk itu, apapun jenis varian yang ada di tengah-tengah masyarakat, yang perlu dilakukan ialah memperketat lrotokol kesehatan.
Tidak ada ada jalan lain sebaik disiplin protokol kesehatan.
"Karena iutlah kita dapat memutus rantai penularan secara efektif dan efisien," lanjut Wiku.
Dengan mematuhi protokol kesehatan, maka masyarakat akan terlindungi dari paparan varian-varian COVID-19. "Dan bagi yang sakit dan terinfeksi, untuk menjalani pengobatan sesuai prosedur untuk mempercepat kesembuhan," pesan Wiku.