Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Trend kenaikan angka Covid-19 cukup siginifikan pada 15-19 Juni 2021. Pada 15 Juni, kasus berada pada 8.000. Namun pada tanggal 19 Juni meningkat hingga 12.000 kasus per harinya.
Hal ini membuat Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengakui jika rumah sakit-rumah sakit (RS) di Indonesia kewalahan menerima pasien Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persi dr Lia G Partakusuma di acara Kesiapan RS pada Lonjakan Covid-19 Gelombang Kedua di Indonesia secara daring, Minggu (20/6/2021).
Baca juga: Hari Ini Tercatat 1.314 Pasien Dirawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Pademangan
"Sebetulnya rumah sakit itu menyediakan kapasitas untuk yang terpapar Covid-19, tapi ada keterbatasan kami yaitu ada daerah-daerah yang fasilitas kesehatannya sedikit dan kasusnya banyak.
Sehingga kami mulai kewalahan menerima pasien-pasien kasus Covid-19," papar Lia.
Meningkatnya kasus infeksi juga menyebabkan terbatasnya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR).
Data Kementerian Kesehatan per 19 Juni, kata Lia, ada beberapa provinsi yang sudah jelas menunjukan angka BOR lebih dari 80 persen.
Baca juga: Mengenal Covid-19 Varian Delta
Kemudian diikuti oleh Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta menunjukan tingkat ketersediaan BOR-nya 60-80 persen.
"Jadi kalau kita masuk lagi ke dalam kota atau kabupaten ternyata banyak juga yang sudah memasuki zona merah atau BOR-nya berkisar antara 80-100 persen. Kita lihat di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua," ungkapnya lagi.