TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan menganai apa itu varian Delta Covid-19.
Dalam artikel ini juga terdapat gejala dan hal-hal lain yang perlu diketahui tentang varian Delta.
Varian Delta Covid-19 ini pertama kali terdeteksi di India.
WHO mengatakan varian Delta kini telah menyebar ke-80 negara dan terus bermutasi.
Lantas apa itu varian Delta?
Baca juga: Kenali Gejala Umum Virus Corona, Beserta Gejala Covid-19 Varian Delta
Baca juga: Apa Itu Varian Delta? Apa Gejalanya Sama dengan Virus Corona Pada Umumnya? Berikut Penjelasannya
Apa Itu Varian Delta?
Dikutip dari Healthline.com, varian Delta juga dikenal sebagai B.1.617.2.
Varian Delta pertama kali terdeteksi di India.
Para ahli mengatakan varian Delta Covid-19 menimbulkan ancaman karena lebih mudah menular daripada jenis varian lain dan memberikan gejala yang lebih serius.
Meskipun saat ini vaksin bekerja efektif melawan varian Delta, namun varian ini memiliki banyak peluang untuk bermutasi kepada orang yang belum divaksinasi.
Varian Delta juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Dikututip dari CNBC.com, WHO mengatakan varian Delta telah menyebar ke-80 negara dan terus bermutasi.
Gejala Varian Delta
Dikutip dari Healthline.com, Gejala paling umum varian Delta adalah demam, pilek, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.
Varian Delta yang dimiliki oleh orang berbeda-beda gejalanya.
Gejala yang biasa terjadi adalah demam.
Varian Delta ini menyebabkan banyak orang sakit parah dalam waktu tiga atau empat hari.
Untuk orang yang lebih mudah mungkin gejala varian Delta ini terasa seperti pilek.
Tetapi berbeda dengan pilek, mereka yang memiliki varian Delta bisa menularkan virus ke orang lain terutama mereka yang belum divaksinasi sepenuhnya.
Semua orang tetap harus waspada terhadap gejala lain dari virus Corona yaitu demam, batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan atau kehilangan indera perasa atau penciuman.
Menularkah Varian Delta?
Varian delta menyebar luas dan lonjakan kasus terlihat di India dan Inggris.
Para ahli mengatakan lonjakan tersebut terjadi karena varian Delta lebih mudah menular.
Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris juga mengatakan bahwa varian Delta sekitar 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha.
Varian Alpha merupakan varian dominan di Inggris sebelum adanya varian Delta.
Direktur Institut Nasional Alerhi dan Penyakit Menular mengatakan bahwa penularan varian Delta saat ini lebih besar.
Apa Vaksin Covid-19 Bekeja Melawan Varian Delta?
Penelitian di Jurnal Nature menemukan bahwa 20 orang yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech memiliki antibodi yang cukup dalam darah mereka untuk menetralkan beberapa varian Covid-19, termasuk varian Delta.
Hal tersebut menunjukkan vaksin akan memberi perlindungan yang memadai terhadap varian Delta.
Penelitian lain menekankan pentingnya vaksinasi penuh, terutama karena varian Delta telah menyebar luas.
Orang yang paling berisiko terkena varian Delta adalah orang-orang yang tidak sepenuhnya divaksinasi dan mereka yang tidak memiliki respon imun yang kuat terhadap vaksinasi, seperti orang yang sudah berumur.
Dr. Stanley H. Weiss, profesor kedokteran di Rutgers New Jersey Medical School dan profesor biostatistik dan epidemiologi di Rutgers School of Public Health, walaupun orang yang sudah berumur sudah divaksinasi, mereka tetap harus mengambil tindakan pencegahan atau menjaga protokol kesehatan saat mereka berada di tempat umum.
Karena jika mereka berada di tempat umum, mereka mungkin bertemu dengan orang lain yang memiliki virus.
Weiss juga mengatakan, jika seseorang yang berusia di atas 80 tahun sangat berisiko untuk terkena virus yang menjadi penyakit atau kematian dan orang-orang berumur harus ditangani secara hati-hati.
(Tribunnews.com/Nadya)
Berita terkait varian Delta