News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Covid-19 Varian Delta Ditemukan di 9 Provinsi, Terbanyak Jawa Tengah 80 Kasus

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Gejala Covid-19 Varian Delta. Persebaran virus corona varian Delta banyak ditemukan di Indonesia, terbanyak di Jawa tengah, yakni sebanyak 80 kasus

TRIBUNNEWS.COM - Persebaran virus corona varian Delta sudah terdeteksi di sembilan provinsi di Indonesia.

Untuk diketahui, varian Corona Delta paling banyak ditemukan di Jawa Tengah.

Dikutip dari Kompas TV, Kamis (24/6/2021), Kementerian Kesehatan mengungkapkan, hingga Minggu (20/6/2021), terdapat 160 kasus terkonfimasi positif corona akibat varian Delta di Indonesia

Kasus positif corona Delta yang berawal ditemukan di India ini, paling banyak terdeteksi di Jawa tengah, yakni sebanyak 80 kasus.

Selain di Jawa Tengah, DKI Jakarta juga ditemukan 57 kasus, disusul Jawa Timur 10 kasus, serta Banten 2 kasus.

Baca juga: 90 Persen Kasus Baru Covid-19 di Uni Eropa akan Didominasi Varian Delta

Baca juga: Varian Delta Catat 20 Persen Kasus Baru Covid-19 AS, Ahli Medis Prediksi Akan Jadi Strain Dominan

Selanjutnya, di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan dengan masing-masing ada tiga kasus.

Di Jawa Barat ditemukan 21 kasus, dengan pasien sembuh berjumlah 20 orang, dan 1 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.

Diketahui, virus Covid-19 varian Alpha asal Inggris juga telah ditemukan sebanyak 45 kasus di Indonesia.

Di antaranya di DKI Jakarta 33 kasus, Jawa Barat dua kasus, Jawa Timur dua kasus, dan Sumatera Utara dua kasuss,

Kasus serupa juga ditemukan di Bali, Kalimatan Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau masing-masing satu kasus.

Sementara itu, ada varian dari Afrika Selatan, Bheta, yang sudah masuk di Indonesia.

Baca juga: Virus Corona Varian Delta dapat Menular Hanya dengan Berpapasan? Ini Kata Pakar UI

Yakni di DKI Jakarta 4 kasus, satu kasus di Jawa Timur dan satu kasus lagi di Bali.

Kemenkes Sebut Varian Delta India Miliki Tingkat Penularan 60 Persen Lebih Cepat dari Varian Inggris

Sementara itu, Jubir Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian virus Covid-19 dari India, Delta, memiliki tingkat penularan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan varian dari Inggris.

Bahkan, tingkat penularan varian Delta ini dapat mencapai 60 persen lebih cepat dari varian Inggris.

Dikutip dari Kompas TV, Kamis (24/6/2021), Siti Nadia mengatakan varian jenis Delta dari India berbeda dengan varian dari Afrika.

Untuk diketahui, varian dari Afrika memiliki karakter yang dapat memperparah penyakit bawaan dari pasien.

"Varian baru asal Afrika akan membuat penyakit menjadi lebih berat, (sedangkan) varian dari India meningkatkan penularan hingga 60 persen dari Inggris," ujar Siti Nadia, dalam wawancaranya, Rabu (16/6/2021).

Siti Nadia mengatakan masuknya varian ini mengharuskan masyarakat untuk menjadi lebih waspada.

Baca juga: Khawatir Picu Gelombang Ketiga Covid-19, India Beri Perhatian Serius Varian  Delta Plus

Selain varian baru yang masuk, Indonesia masih sedang dalam penanganan jumlah kasus yang mengalami lonjakan pasca libur lebaran.

"Ini yang kini menjadi kewaspadaan kita, ditengah lonjakan kasus yang terjadi karena pergerakan mobilitas kita yang tinggi pasca lebaran, ditambah lagi karena beredarnya varian baru, masalah ini yang saat ini kita hadapi," kata Siti Nadia.

Meski demikian, Siti Nadia meminta masyarakat untuk tetap tenang menanggapi hal ini.

Sebab, program vaksinasi yang dilakukan pemerintah ini masih sangat efektif untuk mengatasi jenis varian yang masuk ke Indonesia.

"Sampai saat ini, varian ini (Delta dari India ini masih bisa diatasi) tentunya dengan vaksin-vaksin yang ada."

"Baik yang digunakan pada vaksin gotong-royong maupun vaksin program pemerintah (dirasa) masih sangat efektif untuk mengatasi pandemi untuk memberikan proteksi dan perlindungan kepada kita," kata Siti Nadia.

Siti Nadia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap ketat dalam menaati protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker dan tidak berkerumun.

"Dalam mengantisipasi kasus penularan varian baru covid-19, Siti menyebut protokol kesehatan yang sangat ketat perlu dilakukan," ujar Siti Nadia.

Jika diperlukan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan PPKM Mikro pada daerah masing-masing.

Termasuk dengan lebih memperketat testing, tracing hingga treatment.

"Pembatasan mobilitas harus dilakukan dan 3 T perlu ditingkatkan," kata Siti Nadia.

Siti menengaskan, hal ini harus tetap ditekankan kepada masyarakat, karena pada prinsipnya varian baru ini tidak akan berkembang jika tidak menemukan tempat untuk tumbuh.

"Pada prinsipnya, varian baru ini selama dia tidak menemukan manusia untuk tempat tumbuh dan berkembang biak, maka dia akan kalah dengan sendirinya."

"Tentunya dengan adanya PPKM mikro secara ketat akan sangat efektif (untuk mencegah berkembangnya virus ini)," kata Siti Nadia.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini