News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Varian Delta Catat 20 Persen Kasus Baru Covid-19 AS, Ahli Medis Prediksi Akan Jadi Strain Dominan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona. Varian Delta Catat 20 Persen Kasus Baru Covid-19 AS, Ahli Medis Prediksi Akan Jadi Strain Dominan

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -Varian Delta yang juga dikenal sebagai B.1.617.2, kali pertama terdeteksi di India dan baru-baru ini berkembang menjadi salah satu jenis SARS-CoV-2 yang lebih menular.

SARS-CoV-2 adalah virus mematikan yang menyebabkan virus corona (Covid-19).

Selain itu, pejabat medis secara global juga telah menunjukkan bahwa varian ini jauh lebih kebal terhadap vaksin dibandingkan varian lainnya.

Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (24/6/2021), Dr Anthony Fauci, salah satu ahli medis terkemuka AS tentang virus corona baru, baru-baru ini menyebut bahwa varian Delta kemungkinan akan menjadi varian baru Covid-19 yang dominan di AS.

Baca juga: Kemenkes : Varian Delta Memiliki Kecenderungan Menyerang Anak-anak

Baca juga: Vaksin COVID-19 Berdasarkan Penelitian Masih Efektif Lawan Varian Virus, Khususnya Alfa dan Delta

Prediksi diambil karena dilihat jika varian virus ini telah mulai membentuk kumpulan kasus infeksi baru.

Setelah mengamati bagaimana kasus varian Delta 'meledak' di Inggris selama beberapa bulan terakhir, Fauci menyampaikan tanggapannya pada Rabu kemarin bahwa para pejabat medis bisa memastikan perkembangan serupa akan muncul di AS pasca kasus lonjakan menyebar ke seluruh dunia.

ilustrasi virus corona (Freepik)

Dengan varian Delta menyumbang sekitar 20 persen dari kasus baru Covid-19, Fauci memperingatkan bahwa varian ini kemungkinan besar akan menjadi 'sangat dominan' dalam beberapa pekan hingga satu bulan ke depan.

Hal itu karena varian Delta telah terbukti membuat kasus 'berlipat ganda' dalam waktu yang singkat.

"Ini berita yang serius," kata Fauci.

Tanggapan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS ini muncul sehari setelah dirinya menyatakan bahwa varian yang ada saat ini merupakan ancaman terbesar di AS.

Fauci juga membahas mengenai upaya berkelanjutan yang sedang dilakukan oleh pemerintahan Presiden AS Biden untuk memusnahkan virus mematikan itu.

Penelitian telah membuktikan bahwa varian Delta sekitar 60 persen lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya.

Faktanya, satu penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi varian Delta berisiko dua kali lipat lebih mungkin dirawat di rumah sakit dibandingkan mereka yang terinfeksi varian Alpha.

Varian Delta telah dilaporkan terjadi di banyak negara, namun di AS, varian ini telah muncul pada sebagian besar daerah yang memiliki tingkat vaksinasi yang rendah.

Sebuah survei yang dilakukan Bloomberg menemukan bahwa pada sekitar 485 kabupaten di seluruh AS, kurang dari 25 persen populasi lokal telah sepenuhnya mendapatkan vaksinasi.

Saat ini, angka dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan bahwa lebih dari 45 persen populasi negara itu telah sepenuhnya divaksinasi, dengan hampir 54 persen telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini