Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India mencatat 51.667 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir, Kamis (25/6/2021) waktu setempat.
Menurut data yang dirilis Kementerian Kesehatan India, dalam rentang waktu yang sama, 1.329 orang meninggal karena Covid-19, serti dilansir dari The Star, Jumat (25/6/2021).
Ini adalah hari kedelapan secara berturut-turut dalam dua bulan terakhir ketika korban meninggal berada di bawah angka 2.000 orang.
India sempat melaporkan pada Selasa (22/6/2021), 42.640 kasus baru infeksi Covid-19 selama 24 jam terakhir.
Dilaporkan angka itu adalah terendah dalam tiga bulan terakhir,
Adapun total kasus Covid-19 di negara Asia Selatan itu kini mencapai 29,98 juta orang.
Baca juga: Ini Daftar Lokasi Vaksinasi Covid-19 Tanpa Surat Domisili di 34 Provinsi
Sementara total korban jiwa berada di angka 389.302 orang setelah terjadi penambahan 1.167 dalam semalam.
Bulan ini, India menggencarkan kampanye vaksinasi virus corona kepada semua orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Namun, belum dapat memenuhi permintaan vaksin meskipun menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.
India telah menginokulasi rakyatnya dengan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal di Serum Institute of India, Covaxin yang dibuat perusahaan lokal Bharat Biotech dan telah mulai meluncurkan Sputnik V Rusia.
Baca juga: Ada Covid Varian Delta di Inggris, Timnas Italia di London Hanya 30 Jam Untuk Laga Babak 16 Besar
Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi kritik atas kegagalan untuk mengamankan vaksin karena hanya sekitar 3 persen dari 1,3 miliar populasi India telah sepenuhnya divaksinasi, tingkat terendah di antara 10 negara dengan kasus terbanyak.
Untuk memenuhi permintaan domestik, India menghentikan sementara ekspor vaksin pada bulan Maret, setelah menyumbangkan atau menjual lebih dari 66 juta dosis.
Namun, India masih menghadapi kekurangan vaksin dan beberapa pemerintah negara bagiannya, dan bahkan kota-kota seperti Mumbai, telah meluncurkan tender global atau mencari ekspresi minat dari perusahaan-perusahaan seperti Pfizer, Moderna dan Johnson dan Johnson untuk persediaan mendesak.(The Star/SPA/Reuters/Channel News Asia)