TRIBUNNEWS.COM - Indonesia kembali mencatat rekor tertinggi kasus harian positif Covid-19, yakni sebanyak 20.547 kasus pada Kamis, (24/6/2021).
Menurut Kementerian Kesehatan, peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan ini disebabkan oleh beberapa hal.
Di antaranya yakni adanya peningkatan mobilitas sebelum pengetatan mudik dan longgarnya protokol kesehatan di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, yang dikutip dari Kompas TV, Jumat (25/6/2021).
Baca juga: Covid-19 di Indonesia Capai 20.547 Kasus Dalam Sehari, Jubir Vaksinassi Minta Warga Disiplin Prokes
"Mungkin bisa dilihat ya, hari ini (Kamis) peningkatan kasus konfirmasi cukup signifikan. Ini semakin membuat kita terus menjalankan disiplin protokol kesehatan."
"Kenaikan kasus pascalebaran ini dikarenakan adanya peningkatan mobilitas pada saat sebelum pengetatan mudik, pelarangan mudik bahkah sesudahnya."
"Ditambah dengan protokol kesehatan yang sudah longgar," kata Siti Nadia.
Selain itu, ditemukannya varian baru Covid-19 menjadi salah satu penyebab percepatan laju penularan Covid-19.
"Serta kita ketahui juga dengan dua kondisi yang ada, dengan ditambahnya ada dua varian baru ini makin mempercepat laju penularan yang ada," tambahnya.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Video Viral Pasien Covid-19 Ngamuk, Bukan Ingin Kabur, 2 Satpam Ikut Terpapar Corona
Minta Masyarakat Kurangi Mobilitas
Dengan kondisi peningkatan kasus Covid-19 ini, Siti Nadia pun mengingatkan masyarakat, bahwa masih belum terlambat untuk terus menekan laju penularan.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan membatasi pergerakan, mengurangi mobilitas, menghindari keramaian, tetap menjalankan protokol kesehatan, dan testing secara dini.
Karena dengan testing secara dini, maka akan mempercepat kita dalam mengetahui gejala dan apa penyakit kita.
Sehingga bisa mengurangi beban para tenaga kesehatan yang terus bekerja di rumah sakit.
Baca juga: IDI Ingatkan Ruangan Tertutup saat PTM Terbatas Rentan Penularan Covid-19
Lebih lanjut Siti Nadia menegaskan, setiap penyakit yang secara dini ditemukan maka akan mengurangi tingkat keparahannya.
"Seperti yang sudah disampaikan, masih belum terlambat untuk terus menekan laju penularan ini dengan kita membatasi pergerakan kita, mengurangi mobilitas kita, menghindari keramaian, tetap menjalankan protokol kesehatan, dan testing secara dini."
"Semakin dini kita mengetahui gejala ataupun sakit kita, maka kita bisa mengobati dan tentunya bisa mengurangi beban teman-teman di rumah sakit."
"Karena setiap penyakit yang secara dini kita temukan pasti akan mengurangi tingkat keparahannya," pungkasnya.
Baca juga: Kasus Corona Melonjak, Ini 3 Rumah Sakit Khusus Covid-19 yang Ditunjuk Kemenkes
Varian Delta Cenderung Menular pada Anak-anak
Diberitakan sebelumnya, kasus positif Covid-19 terus meningkat setiap harinya.
Selama dua hari terakhir, Indonesia memecahkan rekor kasus tertinggi berturut-turut.
Setelah pada Rabu (23/6/2021) kasus positif Covid-19 mengalami kenaikan sebanyak 15.308 pasien per harinya.
Kemarin Kamis (24/6/2021), rekor kasus tertinggi kembali terpecahkan dengan adanya penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 20.574 pasien.
Baca juga: Cerita Tangisan Wakapolres Jaksel, Merasa Bersalah saat Pasien Covid-19 yang Ditolongnya Meninggal
Angka tersebut pun menjadi angka kasus tertinggi di Indonesia selama pandemi.
Sementara itu sejalan dengan meningkatnya kasus Covid-19, varian baru juga terus ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Diketahui Varian Delta memang disebut sebagai varian yang lebih cepat menular.
Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Jawa Semakin Meluas, Melonjak 2 Kali Lipat, Varian Delta Terbanyak di Jakarta
Bahkan Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menyebutkan Varian Delta cenderung menular pada anak-anak.
"Tapi memang ada kecenderungan kalau lihat varian ini pada umur, di beberapa rumah sakit kami lihat."
"Di umur-umur, di bawah 18 tahun, di bawah 10 tahun sudah ada yang kena," kata Maxi, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (25/6/2021).
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)