TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi menilai salah jika ada narasi yang menyebutkan bahwa virus Covid-19 yang melanda Indonesia hanya menyerang orang-orang lanjut usia.
"Anak muda banyak. Bahkan satu dari delapan orang yang terkonfirmasi positif di Indonesia adalah anak-anak," kata Sonny dalam webinar Dialog dan Diskusi Bahaya Penyebaran dan Penularan Covid-19 di Seputar Komunitas Kita, Sabtu (26/6/2021).
Sonny mengatakan angka kematian anak-anak akibat Covid-19 mencapai 3-5 persen.
"Jadi kalau dibilang ini berbahaya bagi kelompok tertentu, itu aduh," lanjutnya.
Baca juga: 479 Anak di Lebak Positif Covid-19, Terpapar dari Klaster Keluarga
Dia kembali mengingatkan bahwa risiko Covid-19 semakin lama semakin tinggi dan semakin dekat.
"Kasus Covid-19 dunia 180 juta kasus. Ini yang ketahuan. Yang enggak ketahuan lebih banyak lagi. Bahkan WHO bilang itu yang terkonfirmasi positif, nah yang tidak terkonfirmasi padahal positif itu bisa lebih jauh lebih besar dari ini," kata Sonny.
"Bagaimana dengan Indonesia? Kita sudah tembus 2 juta kasus. Kasus aktif per kemarin sudah 181 ribu, tertinggi selama pandemi di Indonesia. Sebelumnya rekor tertinggi kasus aktif kita 176 ribu pada 5 Februari 2021," pungkasnya.
Di Kabupaten Lebak, Banten, jumlah anak-anak di Kabupaten Lebak yang terpapar virus Covid-19 mencapai 479 orang.
Mereka terpapar dari klaster keluarga.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Lebak, Oman, meminta Pemkab Lebak menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Angka kasus Covid-19 melonjak," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (26/6/2021).
Menurut dia, pembelajaran tatap muka adalah keputusan sulit yang diambil Pemkab Lebak.
Apalagi tercatat 3.086 pelajar di Kabupaten Lebak putus sekolah dan memilih menikah.