TRIBUNNEWS.COM - Semakin banyak virus penyebab Covid-19 bermutasi, dapat menurunkan efektivitas vaksin.
Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto.
Meski demikian, Tonang menyebut vaksinasi yang ada saat ini masih mampu untuk menahan tingkat penyebaran Covid-19.
Hal itu dikarenakan saat ini sekitar 97 persen virus Covid-19 yang ada adalah virus yang dari Wuhan, China atau virus corona B614G.
Sedangkan virus corona yang bermutasi, seperti Delta dan lainnya, memiliki proporsi yang sedikit.
Baca juga: Vaksin COVID-19 Berdasarkan Penelitian Masih Efektif Lawan Varian Virus, Khususnya Alfa dan Delta
"Artinya kalau kita bisa menahan, vaksinasi kita pun masih baik untuk jelas menahan virus (corona) B614G, kita masih punya proteksi."
"Namun semakin banyak mutasi, berisiko menurunkan efektivitas vaksin, tapi tidak sampai bener-bener ilang, hanya turun," jelas Tonang dalam program Overview Tribunnews.com, Kamis (17/6/2021).
Untuk menghadapi mutasi virus corona, lanjut Tonang, mencegah penularan menjadi hal utama yang harus dilakukan.
"Kita berharap minimal menahan yang banyak, saat ini tidak punya pilihan lain selain menahan supaya tidak masuk dalam saluran napas kita," ungkap Tonang.
Tonang menyebut, hingga saat ini varian virus corona menular dengan cara yang sama.
"Sampai saat ini, cara penularannya (varian virus corona) belum berubah, tetap melalui mulut, hidung, dan mata," ungkapnya.
Baca juga: Delta Plus Muncul sebagai Mutasi Baru dari Varian Delta, Ini Penjelasan dan Perbedaannya
Mengapa Virus Bermutasi?
Dalam kesempatan itu Tonang juga menjelaskan mutasi sebuah virus merupakan hal yang alami.
"Mengapa virus bermutasi? Karena dia perlu mempertahankan kehidupannya."