News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapasitas RS Penuh, Sekjen Gerindra Minta Fasilitas di Kompleks GBK Dijadikan RS Darurat Covid

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, diusulkan jadi rumah sakit darurat Covid-19

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat signifikan.

Beberapa Rumah Sakit di sejumlah daerah di Indonesia pun telah melebihi kapasitas perawatan akibat banyaknya pasien positif Covid yang dirawat.

Sehingga menyebabkan pasien-pasien yang lainnya diharuskan menunggu antrean untuk bisa dirawat karena tidak adanya ketersediaan tempat tidur dan ruangan.

Persoalan ini tentu tidak hanya berkaitan dengan pasien positif covid, tapi juga pasien lain yang memiliki penyakit selain covid.

Baca juga: Fakta Covid-19 Menggila di Bogor, ASN WFH Sepekan, Penjual Oksigen Buka 24 Jam

"Bupati Walikota dan Gubernur bersama dengan pemerintah pusat diminta untuk segera membuka RS darurat dengan memanfaatkan gedung-gedung milik pemerintah daerah seperti pusat pendidikan dan latihan (diklat), stadion olahraga atau GOR.

Termasuk pusdiklat yang dimiliki oleh sejumlah BUMN. Maka koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN menjadi perlu," kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, kepada wartawan, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Bisa Obat Murah Covid-19, Ivermectin Jalani Uji Klinik di BPOM

Menurut Muzani, pembukaan RS darurat menjadi penting mengingat peningkatan jumlah kasus positif covid terus meningkat signifikan di banyak daerah.

Dia juga meminta agar fasilitas yang ada di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) digunakan untuk membuka RS darurat covid. Karena saat ini Jakarta merupakan zona merah yang laju peningkatan kasus covidnya terbesar di Indonesia.

"Kami menyarankan agar beberapa fasilitas gedung di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan digunakan untuk RS darurat tersebut. Seperti di Tenis Indor dan sarana lainnya. Karena RS di area Jabodetabek mayoritas telah melebihi kapasitas yang menyebabkan antrean panjang pasien," ucapnya.

"Selain itu beberapa asrama haji juga dapat difungsikan sebagai RS darurat, apalagi tahun ini ibadah haji ditiadakan," imbuhnya.

Baca juga: Gubernur Banten Wahidin Halim Positif Covid-19, Begini Kondisinya 

Wakil Ketua MPR RI itu menilai, saat ini fasilitas kesehatan yang ada di Wisma Atlet telah melebihi kapasitas.

Sebab sarana prasarana perawatan di Wisma Atlet telah penuh. Sehingga pasien covid pun harus menunggu antrean.

"Khusus di Jakarta, untuk kondisi seperti sekarang ini kita tidak mungkin bergantung pada Wisma Atlet yang sudah hampir melebihi kapasitas, yang menyebabkan pasien positif lainnya harus mengantre. Dan pembukaan RS darurat juga perlu dilakukan di daerah-daerah zona merah COVID-19 khususnya di Pulau Jawa," kata Wakil Ketua MPR itu.

Baca juga: Bila Positif Covid-19 Segera Lapor, Ahli: Jangan Isolasi Mandiri Diam-diam

Dalam situasi seperti ini, yang diperlukan adalah kerjasama yang maksimal antara semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh komponen bangsa.

Pemerintah juga diharapkan untuk membuka kembali peluang bagi pihak-pihak yang ingin menjadi relawan dalam rangka penanganan Covid di Indonesia.

Karena saat ini seluruh tenaga kesehatan (nakes) dan para dokter yang menangani pasien covid sangat kelelahan akibat terus meningkatnya jumlah kasus positif covid.

"Pemerintah sebaiknya membuka peluang bagi orang-orang yang ingin menjadi relawan covid. Mengingat para nakes kita, seperti dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sangat kelelahan karena pasien positif terus bertambah dan berdatangan ke setiap rumah sakit," ujar Muzani.

Muzani juga meminta pemerintah untuk terus melakukan kontrol di lapangan agar protokol kesehatan bisa diterapkan dengan baik. Masyarakat juga diminta untuk tidak berkerumun, menjaga jarak, dan selalu menggunakan masker.

"Sekarang saatnya kita bahu membahu, bekerja sama, dan saling membantu dalam rangka penanganan Covid19 ini. Jangan saling menyalahkan karena beban dan persoalannya begitu berat. Ini adalah masalah kita bersama.

Kami percaya bahwa solidaritas dan kebersamaan kita akan mampu menghadapi badai ini. Dan pada akhirnya optimisme ini akan kita dapatkan. Dan pademi bisa kita lewati. Ini sudah berulang kali telah kita tunjukan dalam banyak persoalan bangsa," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, pada Sabtu (26/6) Kementerian Kesehatan mencatat dalam sehari sebanyak 21 ribu orang terkonfirmasi positif Covid-19.

Angka tersebut terbesar sepanjang pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Saat ini jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 2 juta jiwa lebih.

Bahkan, angka kematian dalam sehari di Indonesia menapai 409 jiwa, jumlah itu dinilai sebagai angka kematianb terbesar di dunia melebihi Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini