News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Lonjakan Covid Sangat Tinggi, Indonesia Bakal Terapkan PPKM Darurat?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Sejumlah petugas memakamkan jenazah korban Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (29/6/2021). Dalam dua minggu terakhir, TPU Jombang mengalami peningkatan pemakaman jenazah korban Covid-19, yakni setiap harinya sedikitnya memakamkan 20 jenazah. Puncaknya terjadi pada Senin (28/6), mencapai 27 jenazah yang dimakamkan. Pemakaman yang memiliki luas 2,2 hektar ini hingga saat ini sudah memakamkan 2.081 jenazah korban Covid-19. Warta Kota/Henry Lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kondisi Indonesia lagi kurang baik, gelombang Covid-19 di tanah air sedang tinggi-tingginya.

Per Selasa (29/06/2021) peningkatan pasien baru virus corona bertambah 20.467.

Dalam tiga hari belakangan, penambahan pasien berada di kisaran angka tersebut, sehingga dianggap mengkhawatirkan.

Karenanya, pemerintah pun disebut-sebut bakal memberlakukan pembatasan yang lebih ketat lagi.

Bahkan media luar negeri pun telah memberitakan hal tersebut

Straits Times menyebut Indonesia mungkin bakal memberlakukan pembatasan yang lebih ketat mulai Rabu (30/06/2021).

Kebijakan ini diambil saat Indonesia berupaya menghadang serangan gelombang kedua Covid-19 yang didorong oleh varian Delta yang lebih menular.

Baca juga: Kasus Covid Melonjak, DKI Beri Sinyal Terapkan PPKM Darurat, Wagub DKI: Perlu Ada Pengetatan

Seperti dilansir Straits Times, Selasa (29/06/2021), presiden Joko Widodo dilaporkan memimpin langsung pertemuan internal pada hari ini, Selasa (29/06/2021).

Rapat untuk membahas rincian tindakan baru, yang kemungkinan akan disebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Informasi ini diperoleh Straits Times dari sumber yaitu dua pejabat senior pemerintah dan seorang anggota DPR.

Dengan kebijakan baru ini, kemungkinan semua pekerja di sektor yang tidak penting harus bekerja dari rumah, ujar seorang anggota komisi kesehatan DPR kepada The Straits Times dalam sebuah pesan teks.

Baca juga: Suami di Banten Bongkar Makam Istri karena Tidak Percaya Kena Covid, Ternyata Benar Positif

Saat ini yang diberlakukan adalah 25 persen karyawan perusahaan diizinkan bekerja dari kantor dengan sisanya bekerja di rumah dan berbagai tempat umum seperti restoran dan warung makan maksimal 25 persen dari kapasitas tempat duduk.

Perjalanan udara domestik hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah divaksinasi dan mereka yang membawa hasil tes swab PCR, tambah anggota DPR tersebut kepada Straits Times.

Sejauh ini belum jelas apakah langkah-langkah baru yang tengah disusun itu akan berlaku secara nasional atau hanya untuk wilayah zona merah, di mana kasus telah meningkat tajam bulan ini.

Daerah yang ditetapkan sebagai zona merah antara lain ibu kota Jakarta, sebagian Yogyakarta dan Kudus di Jawa, Bangkalan di Pulau Madura, Bandung di Jawa Barat, dan sebagian Riau di Sumatera.

Baca juga: Terpapar Covid-19, Anggota Fraksi PDIP DPRD DIY Meninggal dan Tak Sempat Masuk ICU Lantaran Penuh

"Kita tunggu saja detail lengkapnya dari Istana (istana presiden)," kata salah satu sumber kepada Straits Times.

Kebijakan baru yang tengah disusun itu dikabarkan akan lebih ketat dan lebih luas dari PPKM Mikro saat ini, dimana makin banyak kalangan yang menilai PPKM Mikro tidak lagi efektif dengan situasi dan perkembangan yang terjadi.

Joko Widodo (Foto: Sekretariat Presiden)

Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia hari Minggu, mengimbau pemerintah untuk memberlakukan lockdown minimal dua minggu, khususnya di Pulau Jawa.

Mereka menambahkan penegakan hukum maksimum diperlukan karena kasus yang melonjak telah membuat rumah sakit dan sistem kesehatan mendekati kapasitas maksimal.

Hingga berita ini diturunkan, rapat tersebut masih berlangsung.

Baca juga: Terpapar Covid-19, Anggota Fraksi PDIP DPRD DIY Meninggal dan Tak Sempat Masuk ICU Lantaran Penuh

Tanggapan DPR

Presiden Joko Widodo dikabarkan akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) PPKM Darurat mulai besok, 30 Juni 2021 lantaran kasus infeksi Covid-19 di Indonesia tak kunjung turun, justru sebaliknya malah semakin melonjak.

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar menyatakan dukungan penuh atas wacana tersebut.

Menurutnya, kebijakan tersebut sepatutnya segera diimplementasikan mengingat sebaran Covid-19 di Indonesia semakin sulit dikendalikan.

"Saya dengar juga kabar itu (PPKM Darurat). Kebijakan ini patut diambil melihat kasus Covid-19 di Indonesia yang terus naik," kata Gus Muhaimin melalui keterangannya, Selasa (29/6/2021).

Pemerintah sebenarnya sudah memberlakukan PPKM Mikro sejak Februari 2021 dan selalu diperpanjang, Presiden memutuskan untuk mengambil pengetatan atau penebalan PPKM Mikro medio Juni lalu. Namun, kasus Covid terus naik.

Karena itu Gus Muhaimin mendukung penuh rencana pemerintah menetapkan PPKM Darurat. Dia mengingatkan bahaya Covid-19 kini menyasar bukan saja ke kalangan dewasa, tapi juga anak-anak.

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar. (dok. DPR RI)

"Saya ingatkan ancaman Covid saat ini semakin serius. Bahkan sudah menjangkiti anak-anak," ujarnya.

Meski begitu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tetap mengimbau ketaatan masyarakat terhadap PPKM berangkat dari kesadaran, sehingga tidak ada upaya mencari celah untuk melanggar.

Menurut dia kesadaran amat dibutuhkan dalam kondisi seperti sekarang. Pasalnya, wabah ini menyangkut keselamatan jiwa bersama, bukan lagi urusan orang perorang.

"Masalah pandemi ini menyangkut keselamatan jiwa bersama, bukan lagi urusan kelompok atau orang perorang. Satu saja di antara warga lalai, abai, ceroboh, dan nekat maka berpengaruh terhadap yang lainnya," pungkasnya.

Bertambah 20.467

Berikut informasi terbaru penambahan kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia pada Selasa (29/6/2021).

Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bertambah 20.467 pasien.

Data dari Peta Sebaran Covid-19 pada laman covid19.go.id/peta-sebaran, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia kini menjadi 2.156.465 pasien.

Jumlah pasien yang sembuh hingga hari ini menjadi 1.869.606 di seluruh Indonesia.

Pada hari sebelumnya, total pasien yang sembuh yakni 1.859.961 orang.

Hal ini dikarenakan adanya penambahan pasien sembuh sebanyak 9.645 orang.

Kemudian, total ada 58.024 orang yang dinyatakan meninggal dunia.

Sementara, data kemarin sebanyak 57.561 orang meninggal dunia.

Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 463 orang.

Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Provinsi DKI Jakarta masih memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak.

Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.

Menular 10 Kali Lebih Cepat

Dikutip dari tayangan Kompas Tv, Selasa (29/6/2021), Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih mengatakan tingkat penularan virus corona Varian Delta 10 kali lebih cepat.

Informasi itu disampaikan dalam webinar Solidaritas Melawan Pandemi, Sabtu (26/6/2021).

"Karakteristik virusnya luar biasa, mutasinya cepat."

"Sekali mutasi ini akan menimbulkan strain baru yang lebih cepat menularkan."

"Bahkan, mungkin yang Delta ini 10 kali lipat kecepatannya," jelas Ketum PB IDI ini.

Oleh karena itu, tidak heran jika lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dalam waktu terakhir telah menembus angka 20 ribu per hari.

"Kalau kita melihat kondisi terakhir, penularan dua hari yang lalu sudah tembus 20 ribu, meskipun kemarin sempat sedikit turun."

"Artinya, kejadian lonjakan kali ini sangat tinggi mengalahkan lonjakan waktu sebelumnya," ujar Daeng, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (28/6/2021).

Daeng menambahkan, lonjakan kasus Covid-19 pada awal 2021 lalu sudah cukup tinggi.

Untuk diketahui, Indonesia pernah mengalami empat lonjakan sebelumnya.

"Kita sudah pernah mengalami empat lonjakan sebelumnya."

"Terakhir di awal tahun, itu lonjakannya cukup tinggi," ungkap Daeng. (KompasTV/Tribunnews.com)

Baca juga: Misteri Tengkorak dalam Mobil Bak Terungkap, Ternyata Jasad Ayah dan Anak yang Hilang 2 Tahun Lalu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini