TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono meminta pemerintah memberikan buku saku pelaksanaan isolasi mandiri kepada setiap RT dan RW.
Menurutnya, mayoritas masyarakat belum mengetahui benar tata laksana pelaksanaan isolasi mandiri bagi pasien bergejala ringan atau OTG.
Hal itu disampaikan Miko dalam diskusi daring bertajuk PPKM Darurat Diberlakukan Efektifkah?, Jumat (2/7/2021).
"Tugas dari Satgas RT RW itu menurut saya harus dapat instruksi yang benar. Kalau perlu diberikan buku pedoman isolasi Mandiri ke RT RW dengan begitu bisa mengisolasikan dengan benar agar tidak menularkan kepada orang lain," tutur Miko.
Ia menuturkan, dalam pelaksanaan di lapangan meski telah melapor ke puskesmas, tidak jarang petugas puskesmas tidak melakukan kunjungan ke rumah warga yang sedang melakukan isolasi mandiri.
"Rapid antigen dengan positif, lapor ke puskesmas. Tapi menurut saya itu bersifat pasif menunggu laporan ada yang dilihat, ada yang tidak," ujarnya.
Baca juga: Polri Bentuk 7 Satgas Hadapi PPKM Darurat, Satgas Binmas Diperkuat
Penting saatnya kini, pemerintah juga meningkatkan pelayanan kesehatan agar kasus dapat segera turun.
Serta memperkuat surveilance, selain menerapkan kebijakan PPKM Darurat.
"Segala pembatasan yang dilakukan pada PPKM darurat ini menurut saya cukup efektif dalam menurunkan kasus covid-19 tapi berapa lama? Apakah sampai seminggu? Apakah 2 minggu akan turun?. Saya masih ragu, saya masih sangsi jadi dari apakah kemudian sebulan cukup, 1,5 bulan ya kita tidak tahu," tutur Miko.