TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih menyebut banyak masyarakat yang tidak tahu atau malah meremehkan kemampuan virus Corona varian Delta.
Padahal, varian virus ini punya kemampuan yang tak dimiliki varian sebelumnya. Yakni adanya kemampuan penularan melalui aerosol atau partikel zat yang dapat menempel di udara.
"Ini dulu tidak dipercaya banyak orang, setelah hadir varian Delta, varian Delta ini dibawa partikel udara ukuran mikron. Ini yang kemudian kecepatan penularan lebih tinggi karena bisa melalui aerosol," ucapnya dalam diskusi daring, Jumat (2/7/2021).
Dicontohkan Daeng, penularan virus Corona varian Delta dapat melalui udara di ruang tertutup.
Sehingga penularan bisa terjadi pada ruangan yang sudah memiliki aerosol yang terpapar virus.
Virus yang menempel pada aerosol disebut mampu bertahan selama 3 jam.
Baca juga: IDI: Corona Varian Delta Timbulkan Perburukan Kondisi Lebih Cepat
"Aerosol mungkin tidak sehebat airbond, kalau airbond itu bisa melayang lama, kalau aerosol itu 3 jam bisa bertahan. Sehingga meskipun tidak jumpa orang, tapi masuk ke sebuah ruangan yang sudah sudah ada aerosolnya itu bisa tertular," jelasnya.
Daeng menegaskan informasi ini tidak diberikan untuk tujuan menakut-nakuti. Tapi justru untuk membuat publik lebih berhati - hati dan menguatkan penerapan protokol kesehatan.
"Saya terus terang dikatakan nakut-nakutin nggak apa, supaya kita lebih hati-hati," pungkas dia.