Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Industri Kimia Hulu Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Fridy Juwono, mengungkap kebutuhan oksigen medis hingga saat ini terus meningkat.
"Sebelumnya sudah naik, porsinya 60 persen ke medis dan 40 persen ke industri. Sekarang sepertinya sudah 90 persen untuk medis dan 10 persen untuk industri. Artinya pabrik sudah beroperasi 100 persen, tetapi 90 persennya itu sudah dialokasikan untuk medis," tutur Fridy saa dihubungi Tribunnews, Senin (5/7/2021).
Untuk mengantisipasi kekurangan tabung oksigen, pemerintah berencana untuk melakukan impor. Akan tetapi, Fridy melihat akan ada jeda waktu untuk pemenuhan impor tersebut.
Baca juga: Kelangkaan Tabung Oksigen. Penjual: Baru 15 Tabung Datang, Langsung Diserbu Warga
"Untuk pengadaan tabung pemerintah sendiri terus mendorong kepada distributor maupun industri yang biasa mengimpor tabung untuk melakukan impor, tetapi ini hanya memerlukan waktu saja," jelasnya.
Lebih lanjut, Fridy mengungkap rencana impor gas oksigen beserta tabungnya akan didatangkan dari Singapura maupun Malaysia.
Hal ini dilihat dari beberapa aspek, seperti kedekatan geografis dan adanya perusahaan multinasional yang memproduksi oksigen di Indonesia juga memiliki pabrik di kedua negara tersebut.
Baca juga: Persediaan Menipis, Warga asal Bekasi Rela Antre demi Dapatkan Isi Ulang Oksigen
"Kebetulan ada beberapa perusahaan gas oksigen yang juga memiliki pabrik di Singapura dan Malaysia. Mereka sudah cek dan ada space-nya. Jadi kalau dibutuhkan untuk impor, mereka siap. Tapi saat ini kita masih monitor terus kebutuhannya berapa," jelas Fridy.