News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ketua IDAI Minta Pemerintah Perbanyak Testing Covid-19 Terhadap Anak, 1 Kasus 30 Testing

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum IDAI, Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K) FAAP meminta pemerintah memperbanyak testing Covid-19 terhadap anak-anak.

Ia mengatakan, selama 15 bulan pandemi terjadi di Indonesia, testing yang dilakukan terhadap anak sangat sedikit.

Imbasnya, banyak anak yang positif Covid-19 menjadi fatal bahkan meninggal karena tidak terdeteksi dan terlambat ditangani.

"Dari awal pandemi testing tidak merata terutama anak, jarang ditesting. Jadi banyak kasus anak yang terlambat karena jarang testing, ini yang menjadi masalah," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (5/7/2021).

Data dari IDAI hingga 5 Juli 2021, terdapat 140.877 anak terkonfirmasi Covid-19, dimana 556 anak meninggal dunia, dimana 50 persennya dialami balita.

Baca juga: Fauzi Bowo dan Istri Positif Covid-19, Begini Kondisinya Sekarang

Adapun secara nasional sekitar 12,5 persen dari total kasus positif Covid-19 diderita anak.

Arman menegaskan, saat testing dan tracing tidak merata maka pengendalian Covid-19 juga tidak dapat segera terselesaikan.

"Ketika anak-anak terlambat terdeteksi Covid-19, kami tidak sempat. Tolong beri dokter anak kesempatan menolong mereka dengan testing diperbanyak 1 kasus 30 testing. Ada kesenjangan tes setiap daerah, tidak ada transparansi data," katanya.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Tembus Rekor Baru, Hari Ini Hampir 30 Ribu Kasus

Selain terlambat dites, ruang perawatan dan penanganan Covid-19 untuk anak-anak juga terbatas, lantaran didominasi pasien dewasa.

"Harusnya ada 530 ICU untuk anak, tapi 100 ICU saja tidak ada," katanya.

Waspadai Longcovid terhadap Anak-anak

Aman pun mewanti-wanti gejala longcovid juga terjadi pada anak-anak.

Seperti badan ngilu, sulit konsentrasi, bahkan sesak nafas.

"Bapak-bapak ibu-ibu yang punya anak cucu, kalau kita abai, tidak testing anak cucu kita. Jangan heran 6 sampai 9 bulan dia dapat long covid. Nanti rambutnya rontok, tidak bsia konsentarsi, badan ngilu terus, dan sesak nafas. Apa kita mau hidup anak Indonesia seperti ini " jelas dr Aman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini