TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Beberapa waktu terakhir, heboh warga berebut produk Bear Brand. Ya, Susu Beruang, diburu banyak orang. Para pakar, mulai ahli gizi hingga dokter ungkap fakta lain.
Susu beruang menjadi primadona di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Hampir di semua swalayan, stok susu ini ludes diserbu masyarakat.
Baca juga: Kata Ahli Gizi, Kandungan Susu Beruang Sama dengan Susu Lainnya, Cek Saja Label Kemasan
Baca juga: Benarkah Susu Beruang Berkhasiat untuk Covid-19? Ini Penjelasan Dokter
Sudah sejak lama mitos mengenai susu ini berkembang di masyarakat. Susu ini disebut memiliki banyak khasiat mengatasi berbagai penyakit.
Video tersebut viral di media sosial Instagram dan Twitter.
Orang-orang tersebut berebut untuk memasukkan satu krat susu merek Bear Brand ke troli belanjaan mereka.
Diduga warga melakukan panic buying saat pemerintah mulai menerapkan kebijakan PPKM Darurat.
Baca juga: Membandingkan Kontribusi Protein Hewani dan Protein Nabati untuk Tumbuh Kembang Anak
Baca juga: Dokter Andi Khomeini Kritik Pemakaian Obat Covid-19 Tanpa Pengawasan, Apa Gak Kasihan Jantungnya?
Disoroti Dokter Amerika, Sebut Susu Beruang Bukan Obat
Melihat fenomena warga Indonesia berebutan membeli susu, seorang dokter dari Amerika Serikat pun ikut bicara.
Adalah dr Faheem Younus, seorang pakar penyakit menular dari University of Maryland Upper Chesapeake Health, Amerika Serikat.
Dalam unggahan Twitternya dalam bahasa Indonesia, ia menegaskan susu beruang dan Ivermectin bukanlah obat Covid-19
"My Indonesian Friends
This milk, or vitamins or ivermectin has no role in COVID treatment.
Susu ini, atau vitamin atau ivermectin tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID," tulis dr Faheem yang dikutip pada Senin (5/7/2021).
Ia mengatakan, agar aman dari wabah Covid-19 ini, hal yang bisa dilakukan adalah memakai masker KN95, menghindari berjabat tangan, menghindari pertemuan dalam ruangan.
Baca juga: Diisukan Langgar Prokes, Natasha Wilona Ingatkan soal Pentingnya Pakai Masker