News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Bolehkan Pasien Covid-19 Komorbid Asma Pakai Inhaler dan Nebulizer? Ini Penjelasan Dokter

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nebulizer

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meningkatnya kasus virus corona (Covid-19) secara signifikan di Indonesia turut didukung angka penderita yang juga memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid) asma.

Bahkan sebagian diantaranya meninggal dunia akibat kondisi yang kian memburuk pada sistem pernafasannya.

Saat ini, fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) mengalami kelangkaan tabung oksigen, sehingga ini yang mendorong pemerintah mengambil dua opsi yakni mengalihkan tabung gas industri dan membuka kran impor tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.

Baca juga: 80 Persen Penderita Covid-19 OTG dan Gejala Ringan, Simak Tips Isolasi Mandiri dari Epidemiolog

Baca juga: Penting untuk Penderita Asma, Ketahui Cara Terhindar dari Infeksi Covid-19

Di sisi lain, keterbatasan fasyankes yang terjadi saat ini membuat banyak masyarakat yang terinfeksi Covid-19 terpaksa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Padahal diantara mereka ada pula yang memiliki komorbid, termasuk asma yang dapat memperparah kondisi kesehatan mereka.

Oleh karena itu, banyak yang memilih untuk menggunakan alat bantu pernafasan seperti inhaler dan nebulizer untuk mengobati asma mereka saat isoman.

inhaler ok (net)

Lalu apakah inhaler dan nebulizer boleh digunakan pada pasien Covid-19?

Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhammad Fajri Adda'i mengatakan bahwa dua alat ini sebenarnya baik untuk digunakan penderita asma pada umumnya.

"Nebulizer dan inhaler sama baiknya untuk digunakan pada penderita asma," kata dr. Fajri, saat dihubungi Tribunnews, Kamis (8/7/2021).

Namun penggunaan, nebulizer biasanya menggunakan cairan yang telah ditentukan dosisnya oleh dokter dan harus diuapkan kemudian dihirup melalui corong.

"Tapi nebulizer menggunakan cairan yang diuapkan, uapnya ini dihirup. (Namun) penggunaan dosis cairan untuk nebulizer juga harus diperhatikan, biasanya (dokter) memberikan dosis," jelas dr. Fajri

Sedangkan untuk penggunaan inhaler, penderita asma hanya membuka mulut, menarik nafas cukup dalam sambil mengatupkan bibir secara rapat pada corong selama beberapa detik untuk bisa menghirup obat yang ada di dalamnya.

"Kalau inhaler, biasanya penderita harus menarik nafas panjang selama beberapa detik untuk menghirupnya," papar dr. Fajri.

Namun ini tergantung pada kondisi penderita asma tersebut, karena penyakit ini memiliki beberapa tingkat keparahan yakni asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten berat.

Ilustrasi - Alami gejala sesak napas. (prevention.com)

"Ini tergantung kondisinya, karena asma ada beberapa tingkatan," tutur dr. Fajri.

dr. Fajri kemudian menegaskan bahwa asma merupakan penyakit yang harus diwaspadai bagi mereka yang menderita Covid-19.

Terlebih jika penderita asma yang terkena Covid-19 ini juga memiliki komorbid lainnya seperti jantung, gula (diabetes) dan obesitas.

"Asma ini memang kondisi yang dapat memperparah Covid-19, apalagi jika ditambah obesitas, gula, penyakit jantung. Asma ini saja sudah penyakit kronis, akan parah kalau ditambah penyakit kronis lainnya," pungkas dr. Fajri.

Perlu diketahui, nebulizer kini menjadi alat bantu pernafasan yang tengah diburu masyarakat sebagai alternatif pengganti tabung oksigen saat kasus virus corona (Covid-19) terus mengalami lonjakan signifikan.

Lalu apa itu nebulizer?

Jika anda menderita asma, dokter mungkin akan menyarankan anda menggunakan nebulizer sebagai pengobatan atau terapi pernafasan.

Dikutip dari laman Healthline, Minggu (4/7/2021), perangkat ini memberikan jenis obat yang sama seperti inhaler dosis terukur (MDI).

MDI merupakan inhaler berukuran saku yang telah banyak digunakan mereka yang menderita asma.

Namun jika dibandingkan MDI, nebulizer mungkin lebih mudah digunakan, terutama bagi orang dewasa dengan asma parah serta anak-anak yang belum cukup umur untuk memakai inhaler secara benar.

Nebulizer dapat mengubah obat cair menjadi uap untuk membantu mengobati asma yang anda derita.

Anda bisa menemukan perangkat ini dalam dua versi, yakni listrik dan baterai.

Selain itu, ukurannya ada yang portable sehingga dapat dibawa ke manapun serta ukuran yang lebih besar untuk diletakkan di atas meja.

Nebulizer terdiri dari alas yang menampung kompresor udara, wadah kecil untuk obat cair, serta tabung yang menghubungkan kompresor udara dengan wadah obat.

Kemudian di atas wadah obat itu ada corong atau masker yang dapat anda gunakan untuk menghirup uap.

Bagaimana cara menggunakannya?

Dokter akan memberi tahu anda terkait kapan anda harus menggunakan nebulizer.

Berikut adalah petunjuk umum mengenai cara menggunakan nebulizer.

Letakkan kompresor pada permukaan yang datar, kemudian periksa untuk memastikan semua bagian bersih.

Cuci tangan anda sebelum menyiapkan obat, jika obat anda telah dicampur, masukkan ke dalam wadah yang ada pada perangkat tersebut.

Hubungkan tabung ke kompresor dan wadah cairan, selanjutnya pasang corong atau masker.

Nyalakan sakelar dan periksa apakah nebulizer itu mulai mengeluarkan uap atau tidak.

Letakkan corong tersebut di mulut anda dan tutup sekitar mulut atau letakkan corong secara aman di atas hidung dan mulut, tanpa meninggalkan celah.

Tarik dan hembuskan nafas secara perlahan hingga obat habis.

Ini mungkin akan membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 15 menit.

Jaga agar wadah cairan dalam nebulizer itu tetap tegak selama perawatan.

Bagaimana cara kerja nebulizer?

Perlu diketahui, udara bertekanan akan melewati tabung dan mengubah obat cair menjadi uap.

Selama mengalami serangan asma atau infeksi pernafasan, uap dari nebulizer mungkin lebih mudah dihirup dibandingkan semprotan yang berasal dari inhaler saku.

Saat asma kambuh, saluran udara dalam sistem pernafasan anda tentunya akan menjadi sempit dan anda tidak dapat menarik nafas dalam-dalam.

Faktor ini membuat nebulizer menjadi alat yang lebih efektif untuk memberikan obat dibandingkan inhaler.

Karena inhaler mewajibkan anda untuk menarik nafas dalam-dalam.

Nebulizer (net)

Nebulizer dapat memberikan terapi obat asma short-acting (penyelamatan) atau long-acting (pemeliharaan untuk mencegah serangan akut).

Selain itu, saat menggunakan nebulizer, anda dapat memakai lebih dari satu obat dalam pengobatan yang sama.

Ada beberapa obat yang dapat digunakan dalam pengobatan yang memanfaatkan nebulizer, meliputi albuterol, ipratropium, budesonida dan formoterol.

Sebelum menggunakan nebulizer, dokter akan menentukan obat mana yang perlu anda minum dalam perangkat tersebut berdasarkan kebutuhan pribadi anda.

Jenis obat dan dosis pun akan ditentukan oleh dokter dan anda mungkin akan menerima cairan obat yang sebelumnya telah dicampur.

Ini dapat dibuka dan ditempatkan di dalam mesin nebulizer, atau anda mungkin harus mencampurkan larutan itu terlebih dahulu sebelum digunakan.

Bagaimana cara membersihkan dan merawat nebulizer?

Nebulizer harus dibersihkan setiap kali setelah anda gunakan, alat ini juga perlu didesinfeksi dalam perawatan rutin lainnya.

Karena anda menghirup uap dari mesin, maka perangkat itu tentunya harus bersih.

Jika mesin tidak dibersihkan secara benar, maka bakteri dan kuman lain bisa tumbuh di dalamnya.

Tabung harus diganti secara teratur, karena tidak mungkin sepenuhnya anda membersihkan bagian dalam tabung.

Penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit pun harus menjelaskan kepada anda terkait seberapa sering selang dalam alat tersebut perlu diganti.

Pembersihan harian

Lepaskan corong atau masker nebulizer dan keluarkan wadah obat, lalu cuci dengan air panas dan sabun cuci piring cair, buang akir ekstra dalam alat itu.

Sambungkan kembali wadah obat dan corong atau masker ke kompresor, kemudian nyalakan perangkat agar alat itu kering.

Desinfektan

Lepaskan bagian yang dapat dilepas, yakni corong dan wadah obat.

Rendam dalam larutan yang disediakan oleh dokter anda atau larutan cuka putih dan air panas, biarkan bagian-bagian ini terendam selama satu jam.

Lepaskan bagian-bagiannya dan biarkan mengering atau sambungkan kembali pada mesin untuk mengeringkannya.

Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk memastikan bahwa anda melakukan pembersihan harian dan disinfektan sesuai instruksi yang diberikan.

Apa kelebihan nebulizer?

Nebulizer lebih mudah digunakan saat anda tiba-tiba mengalami serangan asma, karena anda tidak perlu mengambil nafas dalam-dalam ketika menggunakannya.

Selain itu, beberapa obat pun dapat diberikan secara bersamaan dan nebulizer ini mungkin lebih mudah digunakan oleh anak kecil.

Lalu apa kekurangan nebulizer?

Nebulizer biasanya tidak semudah inhaler saat dibawa, karena sering membutuhkan sumber daya stasioner.

Saat menggunakan nebulizer, pengiriman obat ke dalam tubuh pun membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan melalui inhaler.

Nebulizer memang merupakan pengobatan yang efektif untuk penderita asma, namun mesinnya berisik dan biasanya perlu adanya sumber listrik, bahkan pengobatannya pun membutuhkan waktu lebih lama.

Jika anda menggunakan inhaler pompa, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan nebulizer hanya saat inhaler pompa tidak bekerja.

Memiliki nebulizer bisa menjadi rencana cadangan yang efektif, jika anda tidak ingin mendapatkan perawatan di ruang gawat darurat, terutama saat pandemi seperti ini.

(Healthline)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini