News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Minta Kemenkes RI Turunkan Harga Swab Antigen

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan tes swab antigen kepada sejumlah warga dan pegawai di Gedung DKK Kota Semarang, Senin (5/7/21). Pemerintah Kota Semarang terus berupaya menangani Covid-19 dengan berbagai upaya salah satunya mendeteksi Covid-19 dengan adanya tes swab antigen. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya meminta Kementerian Kesehatan menurunkan harga Swab Antigen.

Ombudsman menilai banyak masyarakat yang masih enggan melakukan Swab mandiri lantaran biayanya tinggi, apalagi ekonomi khususnya di wilayah DKI masih merosot.

"Banyak masyarakat di wilayah Jakarta Raya yang tidak ter-tracing setelah melakukan kontak erat dan juga tidak melakukan swab mandiri karena tingginya harga Swab Antigen di tengah ekonomi yang terus merosot," kata Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya, Teguh P Nugroho dalam keterangannya, Jumat (9/7/2021).

Teguh meminta Kemenkes menurunkan harga tes swab di level yang mampu diakses oleh masyarakat menengah bawah.

Idealnya kata dia, Swab Antigen bisa dilakukan di faskes pratama BPJS Kesehatan dimanapun setelah warga melakukan kontak erat dengan suspek Covid-19, melalui prosedur yang lebih sederhana tanpa perlu menunggu jadwal Puskesmas atau RS rujukan.

Baca juga: Klaim Rp 261 Miliar ke BPJS Kesehatan Belum Dibayar, Bupati Bogor Lapor Menteri Luhut

Ombudsman menyebut rekomendasi Puskesmas cukup jadi syarat administrasi bagi masyarakat untuk Swab Antigen di semua faskes pratama BPJS.

Bagi masyarakat yang ingin melakukan Swab Antigen sebagai upaya deteksi dini, pemerintah dapat menurunkan harga alat deteksi tersebut.

Bila Swab Antigen masih tetap dijadikan bisnis, dikhawatirkan penurunan angka suspek Covid-19 tak bisa terjadi secara cepat. Sebab potensi penyebaran kasus jadi lebih besar akibat lambatnya proses deteksi dini.

"Jika hal ini juga dilakukan secara bussines as usual, dikhawatirkan penurunan angka suspect tidak dengan mudah terjadi karena potensi penyebaran covid menjadi lebih besar akibat keterlambatan proses deteksi," pungkas Teguh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini