Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa lembaga tersebut telah menempatkan varian baru virus corona (Covid-19) yang pertama kali ditemukan di Rusia dalam daftar 'pemantauan ekstra'.
Varian itu kini bergabung dengan sebelas mutasi lainnya yang tidak disebutkan namanya.
Perlu diketahui, strain ini sebenarnya kali pertama terdeteksi pada Januari lalu, namun baru dianggap cukup mengkhawatirkan setelah memasuki bulan Juli ini.
Baca juga: Kemenkes Rusia Imbau Warganya Tunda Hubungan Intim Usai Vaksinasi, Diduga Picu Kelelahan
Baca juga: Bos WHO Geram Masih Ada Jutaan Nakes di Dunia yang Belum Divaksinasi
Sehingga WHO memutuskan untuk memasukkannya dalam daftar.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (11/7/2021), menurut sistem klasifikasi WHO, varian ini akan ditentukan terlebih dahulu untuk ditetapkan dalam 'pemantauan lebih lanjut', sebelum akhirnya dipertimbangkan menjadi 'varian menarik', kemudian berubah status sebagai 'varian yang menjadi perhatian'.
Jika varian yang baru ditemukan di Rusia ini menunjukkan kriteria yang lebih serius, maka akan diberi nama 'huruf Yunani', seperti varian Alpha, Beta, Delta hingga Lambda.
Hingga saat ini, varian Rusia ini hanya dikenal sebagai AT.1.
WHO menyampaikan bahwa mereka tidak akan menjuluki varian ini sebagai varian 'Rusia', sesuai dengan kebijakan organisasi.
"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi karena mengidentifikasi dan melaporkan temuan varian," kata WHO.
Selain varian yang ditemukan di Rusia, daftar tersebut juga mencakup varian lain yang kali pertama ditemukan di Brazil, Amerika Serikat (AS) dan Filipina.
Rusia saat ini memang sedang dilanda gelombang baru pandemi Covid-19.
Dalam beberapa pekan terakhir, negara itu telah mengalami peningkatan kasus positif dan kini secara teratur melaporkan lebih dari 20.000 infeksi baru per harinya.
Angka kematian pun turut melonjak signifikan.