News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Harian Covid-19 Indonesia Melesat, Terbanyak Dunia, Dua Kali Melebihi Peringkat Kedua

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengantre untuk mengisi tabung oksigen di depot pengisian oksigen, Jalan Minangkabau, Jakarta Selatan, Rabu (14/7/2021). Meski jumlah yang mengisi tabung oksigen mulai berkurang namun sejak akhir Juni saat lonjakan angka positif Covid-19 meningkat drastis hingga saat ini depot tersebut masih ramai warga mengantre. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Untuk kesekian kalinya Indonesia mencetak rekor penambahan pasien terkonfirmasi Covid-19.

Tsunami Covid-19 sedang terjadi di tanah air.

Update terakhir pada Rabu (14/7/2021) sebanyak 54.517 atau meroket dari 47.899 pada hari sebelumnya.

Kasus harian di Indonesia ini melesat meninggalkan jauh negara-negara lainnya di dunia.

Bahkan dengan Rusia yang satu peringkat di bawah, Jumlah kasus baru jumlahnya dua kali lebih banyak.

Baca juga: Minta Percepat Serapan Anggaran Covid-19 di Daerah, Ketua DPR : Ini soal Nyawa dan Penghidupan

Sebagai contoh, Rusia yang menempati urutan terbanyak kedua mengonfirmasi 'hanya' 23.827 kasus baru atau menurun dari 24.792 kasus sehari sebelumnya.

Sedangkan peringkat ketiga peningkatan terbanyak adalah Iran dengan 23.371 kasus, naik dari 22.750 kasus pada Selasanya.

Ini adalah hari kedua Indonesia mengalami peningkatan kasus harian Covid-19 terbanyak.

Demikian juga dengan kasus kematian harian, Indonesia masih paling tinggi dengan 991 kematian pada Rabu (14/7/2021) meningkat dibanding sehari sebelumnya sebanyak 864 kasus kematian karena Covid.

Baca juga: Telemedicine untuk Pasien Covid-19 Isoman Kini Diperluas ke Bodetabek

Sedankan Rusia di peringkat kedua sebanyak 786 kasus dan diikuti oleh Meksiko sebanyak 219 kasus.

Berikut 5 besar kasus harian Covid-19:

Terkonfirmasi baru

1. Indonesia       54.517
2. Rusia               23.827
3. Iran                 23.371
4. Bangladesh   12.383
5. Malaysia         11.618

Kasus pasien meninggal

1. Indonesia        991
2. Rusia                786
3. Meksiko           219
4. Bangladesh     210
5. Iran                   184

Penambahan kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 2.670.046 kasus, dari sebelumnya sebanyak 2.615.529 kasus.

Hal tersebut tercatat dalam akun Twitter resmi @KemenkesRI pada Rabu sore pukul 16.39 WIB.

Kabar baiknya, sebanyak 17.762 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.

Baca juga: Ada 1.670 Temuan Informasi Hoaks Seputar Covid-19, Milenial Diajak Waspadai Propaganda di Medsos

Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 2.157.363 dari sebelumnya yang sebanyak 2.139.601 pasien.

Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 991 pasien.

Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 69.210 dari yang sebelumnya 68.219 pasien.

Penambahan kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Jokowi Minta Pelajar Jangan Takut Ikut Vaksinasi Covid-19

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan vaksinasi untuk pelajar SMP dan SMA secara virtual, Rabu (14/7/2021).

Baca juga: Nadiem Akui Kesulitan Tangani Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Vaksinasi diberikan kepada 49 ribu anak yang terdiri dari 15 ribu pelajar SMP, 15 ribu pelajar SMA, dan 19 ribu vaksinasi door to door.

Dalam kesempatan tersebut Jokowi sempat berdialog dengan sejumlah anak yang menjadi peserta vaksinasi.

Kepala negara menanyakan mengenai proses vaksinasi yang telah dilakukan.

"Tadi saya sudah bicara tadi by phone dengan Arya (siswa peserta) yang sudah disuntik. Saya tanyakan sakit ndak? 'Ndak sakit, ndak sakit Pak.'"

"Jadi anak-anak yang belum disuntik jangan takut, enggak sakit kok," kata Jokowi dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7/2021).

Dalam kesempatan tersebut Jokowi juga mengingatkan agar para tenaga pendidik serta petugas sekolah agar dipastikan telah mendapatkan vaksinasi.

Agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 saat pembelajaran tatap muka digelar nantinya.

"Saya ingin hanya ingin menyampaikan agar setelah anak-anak semuanya divaksinasi, juga tolong dicek agar guru, petugas-petugas sekolah jangan sampai ada yang terlewat vaksinasinya," katanya.

Jokowi menjelaskan bahwa vaksinasi massal digelar untuk mempercepat program vaksinasi nasional.

Sama seperti vaksinasi kepada kelompok lainnya, vaksinasi kepada para siswa pelajar dilakukan agar kekebalan komunal atau herd immunity dapat segera terwujud.

"Kita ingin mendorong agar vaksinasi ini semuanya bisa dipercepat sehingga bisa tercapai kekebalan komunal dan kita bisa terhindar dari Covid-19." katanya.

Titik Posko Penyekatan PPKM Darurat Makin Banyak

Korlantas Polri menambah titik penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari 651 titik menjadi 998 titik menjelang hari raya Idul Adha dan pelaksanaan kurban tahun 1442 H/2021 M.

Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Rudi Antariksawan menyatakan posko penyekatan itu telah ditempatkan di jalur tol maupun jalur arteri Jawa-Bali-Lampung.

"Titik penyekatan PPKM Darurat dan antisipasi Libur Idul Adha ada 998 titik/lokasi di jalur tol, non tol dan pelabuhan jalur Lampung-Jawa-Bali," kata Rudi saat dikonfirmasi, Rabu (14/7/2021).

Lebih lanjut, Rudi menyampaikan kendaraan yang boleh melintas nantinya yang bekerja di sektor kritikal dan esensial saja. Selain itu, diminta tetap di rumah saja.

"Kendaraan yang boleh melintas hanya sektor kritikal dan esensial," tukasnya.

Sebelumnya, Pemerintah memiliki opsi perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga selama 6 pekan.

Informasi tersebut diperoleh melalui bahan paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyatakan opsi itu dilakukan agar penyebaran virus Covid-19 terkendali.

"PPKM darurat selama 4 hingga 6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," mengutip bahan paparan Sri Mulyani, Senin (12/7/2021).

Warga diminta taati aturan penyekatan

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengimbau kepada masyarakat untuk menaati regulasi usai diumumkannya soal penyekatan dalam PPKM Darurat.

Hal tersebut dikatakannya usai diumumkan titik penyekatan yang ditambah menjadi 100 titik.

"Sudah diatur regulasi bahwa terhadap kegiatan ataupun sektor non-esensial itu tidak diperbolehkan melakukan kegiatan atau 100 persen WFH," kata Syafrin di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/7/2021).

Bersama petugas gabungan, Syafrin memastikan pihaknya bakal melaksanakan kebijakan ini.

"Kami dari Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Kodam Jaya di bawah koordinasi langsung Polda Metro Jaya tentu akan bahu membahu dalam melaksanakan tugas pengawasan dan mengawal pelaksanaan PPKM Darurat ini," pungkasnya.

Sebagai informasi, Polda Metro Jaya kembali menambah titik penyekatan ruas jalan di wilayah Jabodetabek seraya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang ditetapkan di Pulau Jawa dan Bali.

Diketahui kebijakan PPKM Darurat inj sudah diberlakukan sejak 3 Juli kemarin hingga 20 Juli 2021.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan penambahan lokasi penyekatan ini totalnya menjadi 100 titik yang semula 63 titik.

"Berdasar evaluasi, ini ada 100 titik penyekatan yang baru," kata Sambodo kepada wartawan saat konferensi pers di Polda Metro Jaya.

Sambodo menuturkan, pelaksanaan penyekatan di 100 titik itu akan mulai diberlakukan pada, Kamis 15 Juli 202 esok pagi sekira pukul 06.00 WIB.

Menurut Sambodo menyampaikan ada dua alasan utama yang membuat pihaknya menambah titik penyekatan ini.

Alasan pertamanya yakni, terjadi peningkatan mobilitas. Artinya kata dia ada peningkatan mobilitas masyarakat di Jakarta meskipun sudah diberlakukan PPKM Darurat.

Sehingga akhirnya kata Sambodo penyekatan harus ditambah karena di awal penyekatan berlangsung angka penurunan mobilitas mencapai 30 persen.

Akan tetapi angka mobilitas masyarakat kembali naik, hingga akhirnya pada 11 Juli kemarin kata Sambodo, penurunan mobilitas hanya mencapai 20 persen.

"Jadi tanggal 5 Juli kemarin kita sempat penurunan mobilitasnya diangka 30 persen kemudian tanggal 11 Juli penurunannya diangka 20 persen, padahal di PPKM Darurat ini (target) penurunan mobilitasnya diatas 30 sampai 50 persen," tutur Sambodo.

Selanjutnya penyebab yang kedua yakni penerapan pembatasan di batas kota tidak cukup untuk membatasi mobilitas.

Hal itu terbukti kata dia, di lapanga masih banyaknya pergerakan didalam kota.

"Itulah kemudian pembatasan tidak hanya dilakukan di batas kota tetapi juga kita harus bermain didalam kota," tukasnya.

(Tribunnews.com/Hendra Gunawan/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini