TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Kes dr Mintoro Sumego MS mengatakan setiap hari rata-rata 300 sampai 400 pasien covid-19 Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran (RSDC Kemayoran) dinyatakan sembuh.
Meski jumlahnya terbilang cukup banyak namun, kata dia, pasien yang masuk juga relatif banyak.
Hal tersebut disampaikannya dalam Talkshow bertajuk "Update RSDC Wisma Atlet: Bangun Kolaborasi Atasi Pandemi" yang disiarkan di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Kamis (15/7/2021).
"Pasien yang sembuh lumayan, bisa hampir 300 sampai 400-an (per hari). Tapi yang masuk juga cukup banyak," kata Mintoro.
Baca juga: Tingkat Hunian RSDC Wisma Atlet Kemayoran Sudah Melebihi Standard WHO
Banyaknya jumlah pasien yang masuk ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran tampak dari kondisi tingkat hunian di sana yang saat ini sudah melebihi standard WHO.
Mintoro mengatakan saat ini tingkat hunian di RSDC Wisma Atlet Kemayoran sudah mencapai 79%.
Sedangkan, kata dia, standar yang ditetapkan WHO hanya 60%.
"Untuk saat ini di Wisma Atlet itu adalah hari ini sampai pagi seperti yang tadi sudah disampaikan, bahwa kita ada di 6.254 pasien atau ini kira-kira 79% hampir 80%. Kalau WHO sendiri membatasi bahwa seharusnya hunian itu sekitar 60% dalam arti untuk kita prepare dalam semua kegiatan di sini. Jadi ini sudah melebihi kapasitas yang ada di rumah sakit yang memang disiapkan sendiri," kata Mintoro.
Mintoro mengatakan ada sejumlah upaya untuk mengatur kapasitas RSDC Wisma Atlet Kemayoran antara lain dengan mengoptimalkan call center.
Dia menjelaskan, pasien-pasien covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran selama ini datang dari tiga jalur.
Pertama, mereka yang datang sendiri atau mandiri.
Kedua, dari rujukan puskesmas.
Ketiga, adalah mereka yang sebelumnya menhubungi call center RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Menurutnya pasien covid-19 yang menghubgi call center RSDC Wisma Atlet Kemayoran lebih diuntungkan.
Mereka yang menggunakan call center, kata dia, biasanya lapor dulu ke pos PPKM mikro atau PPKM darurat di tingkat RT-RW.
Kemudian dari RT-RW akan melaporkan ke pos PPKM tingkat desa, pos PPKM tingkat kecamatan, atau puskesmas setempat.
Nantinya puskesmas yang akan menghubungi call center RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Setelah mendapat data pasien, nantinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran akan mempersiapkan tempat perawatannya.
Setelah tempat perawatan siap, maka RSDC akan menghubungi lagi pos PPKM tingkat desa, pos PPKM tingkat kecamatan, atau puskesmas setempat.
"Nanti dia sampai di IGD Wisma Atlet sudah kosong (disiapkan perawatannya), memang sudah diatur oleh call center yang datang-datangnya itu. Jadi dengan adanya seperti ini sudah bagus sekali. Dan kita juga sudah mengatur dengan yang masuk melalui call center ini, oh ini baiknya ke Wisma Nagrak, jadi pasien itu nanti tidak ke Wisma Atlet, tapi langsung ke Wisma Nagrak," kata Mintoro.
Selain lewat call center, kata Mintoro, RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga memberitahukan ke masyarakat apabila UGD telah penuh.
"Tapi kalau dia tetap datang ke UGD tetap dilayani. Tapi tetap kita memberikan informasi ke masyarakat bahwa saat ini UGD penuh. Kalau UGD penuh itu betul-betul UGD penuh, bisa sampai di atas 5 atau 6 jam dia bisa dapat tempat lagi. Jadi kasian sebetulnya kalau dia datang, terburu-buru, menunggu lama di UGD. Itu memang lagi penuh, bukan hanya siasat," kata dia.