News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

UPDATE Corona Indonesia 15 Juli 2021: Kembali Pecahkan Rekor, Tembus 56.757 Positif Dalam Sehari

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut update kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Kamis (15/7/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Berikut update kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Kamis (15/7/2021).

Penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali memecahkan rekor.

Hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 56.757 kasus.

Jumlah tersebut adalah jumlah kasus baru harian tertinggi selama pandemi di Indonesia.

Baca juga: Beberkan Langkah Pemenuhan Obat untuk Pasien Covid-19, Luhut Sebut Telah Impor 4 Obat Mahal

Penambahan kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 2.726.803 kasus, dari sebelumnya sebanyak 2.670.046 kasus.

Hal tersebut tercatat dalam laman resmi Kemkes.go.id pada Kamis sore pukul 16.05 WIB.

Kabar baiknya, sebanyak 19.049 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.

Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 2.176.412 dari sebelumnya yang sebanyak 2.157.363 pasien.

Baca juga: Vaksin Sinovac Disebut Tak Ampuh Tangkal Varian Baru, Ini Tanggapan Jubir Covid-19

Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 982 pasien.

Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 70.192 dari yang sebelumnya 69.210 pasien.

Penambahan kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: 6 Negara Tolak WNI, Ketua DPD RI Minta Pemerintah Perbaiki Penanganan Covid-19

Tidak Mudah Hadapi Covid-19 Varian Delta

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marinves) yang juga merupakan penanggungjawab pelaksanaan PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan penanggulangan Pandemi Covid-19 sekarang ini berbeda dengan penanggulangan sebelumnya.

Pemerintah menghadapi penyebaran varian Delta yang berdasarkan penelitian tingkat penyebarannya jauh lebih cepat.

"Musuh yang beda ini tentu dengan segala resources yang ada ya kita hadapi, tapi tidak mudah. Karena ini menyangkut obat, oksigen, dan lainnya," kata Luhut dalam konferensi pers update PPKM Darurat, Kamis (15/7/2021).

Pada penanggulangan sebelumnya mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 1, PSBB 2, dan PPKM Mikro, penambahan kasus relatif terkendali.

Baca juga: Luhut Sentil Media, Suka Bikin Polemik dan Pernyataannya Soal Pengendalian Covid Dipotong-potong

Berbeda dengan pengendalian pada masa PPKM Darurat ini yang melonjak di luar perkiraan akibat varian Delta.

"Hampir semua sekarang di Jawa ini, kalau boleh saya katakan semua, dikontrol oleh varian Delta. Menurut yang saya baca varian ini lebih cepat dari varian Alpha. Kita menghadapi musuh yang beda," katanya.

Tidak hanya Indonesia, kata Luhut, sejumlah negara juga mengalami lonjakan yang eksponensial akibat varian virus ini.

Bahkan, Perdana Menteri Belanda, kata Luhut, meminta maaf telah menyetujui melepas masker di tengah terjadinya Pandemi.

Baca juga: Jokowi Bagikan Paket Obat Gratis untuk Pasien Covid-19 Isoman, Simak Rincian dan Penjelasannya

"Inggris kena, Belanda kena, PM Belanda minta maaf karena setujui lepas masker, sekarang naik eksponensial, Malaysia, Rusia, Thailand, dan di Amerika sendiri terjadi lonjakan," katanya

Termasuk vaksin Pfizer yang disebut-sebut ampuh menangkal varian Delta.

"Varian Delta mampu menurunkan efikasi dari seluruh jenis vaksin. Orang bilang vaksin Pfizer yang paling hebat itu, di Israel itu tajam juga kasusnya."

"Astrazeneca, Moderna, you name it. Saya ingin ingatkan, ini baru varian Delta. Apa mungkin ada varian lain? We never know," kata Luhut.

Baca juga: Pasien Covid Wafat Saat Isoman, Komisi IX Desak Telemedicine Diperluas

Karena itu, ia meminta seluruh masyarakat kompak dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Menurutnya sangat sulit menekan penyebaran Covid-19 akibat varian Delta apabila seluruh komponen tidak kompak.

"Kita optimis bisa mengendalikan ini bila kita kompak," katanya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini