TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelombang kedua COVID-19 di Indonesia ini memang memunculkan banyak kluster keluarga, khususnya anak-anak.
Satgas COVID-19 juga menyebutkan sejumlah faktor pemicu anak terpapar COVID-19, di antaranya karena masih banyak orang tua yang harus bekerja keluar rumah, sehingga klaster keluarga jadi meningkat.
Pastinya tidak mudah bagi keluarga untuk menghadapi situasi yang menekan seperti ini apalagi, nyawa jadi taruhannya.
Kompleksnya situasi yang harus dihadapi keluarga saat paparan COVID-19 melanda membuat penguatan keluarga menjadi kunci utama.
Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta dr. Dimple Gobind Nagrani, Sp. A. mengatakan, dalam kondisi seperti sekarang ini, justru yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah menjaga kestabilan emosi orang tua apabila anaknya terdiagnosis COVID-19.
"Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu menjauhi informasi yang bukan dari sumber yang terpercaya, konsultasikan kecemasan/pertanyaan ke dokter spesialis dan bukan mendengarkan opini orang sekitar," kata Dimplie saat Webinar Program Freemium Panduan Isoman Aman dan Nyaman yang diadakan Tokio Marine Life Insurance Indonesia, Jumat (16/7/2021).
Selain itu, pengalihan yang positif, misalnya berkomunikasi melalui video call, melakukan hobi seperti berkebun, fotografi, dan sebagainya juga bisa membantu.
Dokter Dimple juga menegaskan bahwa melakukan tes PCR pada anak itu sangat penting.
Baca juga: Tanggapan Satgas IDI soal Banyaknya Pasien Covid-19 Isoman yang Meninggal Dunia
“Jangan karena kasihan jadi tidak dilakukan PCR, justru anak-anak itu wajib melakukan tes PCR apabila anak tersebut terkonfirmasi kontak erat dengan orang dewasa yang positif COVID-19.
Jadi kalau anaknya ternyata juga positif COVID-19, bisa lebih cepat ditangani dengan pengobatan yang tepat agar kemungkinan sembuhnya pun bisa lebih tinggi,” katanya.
“Jika anak ada kontak dengan orang dewasa yang positif COVID-19 atau kondisinya sedang bergejala, maka harus segera menghubungi dokter spesialis anak anda. Sekarang banyak fasilitas telemedicine yang ditawarkan oleh rumah sakit.
Jadi tidak perlu datang ke rumah sakit lagi untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak apabila anak anda bergejala, tidak bergejala, atau memiliki gejala ringan seperti batuk, pilek, demam,” ujar dokter Dimple kembali mengingatkan.
Sementara itu, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia dr. Daeng M. Faqih SH, MH mengatakan, hal terpenting untuk diperhatikan adalah cara mencegah penularan virus COVID-19, selain mematuhi protokol kesehatan dengan sangat ketat, juga harus segera melakukan vaksinasi.
Kementerian Kesehatan sebelumnya juga mengatakan bahwa mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B.1617.2 menular enam kali lebih cepat dibanding varian Alfa B117.